Sabtu, 27 Januari 2018

Sholat Gerhana

Sebagian orang menganggap terjadinya gerhana matahari dan bulan sebagai gejala alam biasa, sebagai peristiwa ilmiah yang bisa dinalar. Gerhana sekedar menjadi tontonan menarik yang bisa disaksikan beramai-ramai bersama keluarga dan handai tolan. Namun bagi yang merasa tunduk kepada keagungan Sang Perncipta, Allah SWT, gerhana adalah peristiwa penting yang secara gamblang menunjukkan bahwa ada kekuatan Yang Maha Agung di luar batas kemampuan manusia; manusia yang paling merasa faham ilmu alam sekalipun. Mereka yang merasa rendah di hadapan Sang Pencipta akan menadahkan muka, menghadap Allah, mengerjakan shalat secara berjamaah. Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan untuk itu.
Berikut adalah beberapa dalil dari Al Quran dan Hadis (Sunnah) tentang Gerhana Matahari :

Dalil tentang Gerhana Matahari dari ayat Al Quran:

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Dan dari sebagian tanda-tanda-Nya adalah adanya malam dan siang serta adanya matahari dan bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari atau bulan tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan keduanya. (QS. Fushshilat : 37)

Dalil Tentang Gerhana Matahari dari Hadis 
Sabda Rasulullah SAW:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ

Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu. (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Selain itu Beliau juga bersabda:

لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُول اللَّهِ  نُودِيَ : إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ

Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz : As-Shalatu jamiah". (HR. Bukhari).

Dengan adanya ayat dan hadist di atas mari kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan cara menjalankan sunnah Rasulullah SAW. Yaitu Sholat Gerhana Matahari

Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana, maka berdo’alah kepada Allah, lalu sholatlah sehingga hilang dari kalian gelap, dan bersedekahlah.” (HR Bukhari-Muslim)

Sayyid<>atuna A’isyah ra bercerita: Gerhana matahari pernah terjadi di masa Rasululloh SAW kemudian beliau sholat bersama para sahabat. Beliau pun berdiri dengan lama, ruku’ dengan lama, berdiri lagi dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu ruku’ dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu mengangkat kepala dan bersujud, dan melakukan sholat yang terakhir seperti itu, kemudian selesai dan matahari pun sudah muncul. (HR Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Para ulama sepakat bahwa sholat gerhana matahari dan bulan adalah sunnah dan dilakukan secara berjamaah. Berdasarkan redaksi hadits yang pertama di atas penamaan gerhana matahari dan bulan berbeda, sholat khusuf untuk gerhana bulan dan sholat kusuf untuk gerhana matahari.

Imam Maliki dan Syafi’i berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidatuna A’isyah berpendapat bahwa sholat gerhana dengan dua roka'at dengan dua kali ruku’, berbeda dengan sholat Id dan Jum’at. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas juga terdapat penjelasan serupa, yakni sholat gerhana dikerjakan dua roka'at dengan dua kali ruku’, dan dijelaskan oleh Abu Umar bahwa hadits tersebut dinilai paling shahih.

Maka dengan begitu keistimewaan shalat gernana dibanding dengan shalat sunnah sunnah lainnya terletak pada bilangan ruku’ pada setiap roka’atnya. Apalagi dalam setiap ruku’ disunnahkan membaca tasbih berulang-ulang dan berlama-lama.

سُبْحَانِ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Tasbih berarti gerak yang dinamis seperti ketika bulan berrotasi (berputar mengelilingi kutubnya) dan berevolusi (mengelilingi) bumi, bumi berotasi dan berevolusi mengelilingi matahari, atau ketika matahari berotasi dan berevolusi pada pusat galaksi Bimasakti. Namun pada saat terjadi gerhana, ada proses yang aneh dalam rotasi dan revolusi itu. Maka bertasbihlah! Maha Suci Allah, Yang Maha Agung!

Adapun tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut:

1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau matahari terlebih 
    dahulu. (Sebagai panduan lihat di rubrik IPTEK)
2. Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.
3. Sebelum sholat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan,
    ”Ash-shalatu jaami'ah.”
4. Niat melakukan sholat gerhana matahari (kusufisy-syams)
    atau gerhana bulan (khusufil-qamar), 
    menjadi imam atau ma’mum.

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ / لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى

5. Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.
6. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.
7. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah
    dan surat kembali
8. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang
    daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua,
    bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.
    Misalnya rakaat pertama membaca surat Yasin (36)
    dan ar-Rahman (55), lalu raka’at kedua
    membaca al-Waqiah (56) dan al-Mulk(78)
9. Setelah sholat disunahkan untuk berkhutbah. 

Khutbah Shalat Gerhana

الخطبة الأولى

اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمِ ×8 اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمِ الَّذِى لاَاِلَهَ اِلاَّهُو الْحَيُ الْقَيُوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى كَوَّنَ الْمَخْلُوْقَاتِ فَاَبْدَعَهَا. وَاَظْهَرَ اَيَاتِهِ لِلنُّفُوْسِ فَخَوَّفَهَا. خَلََقَ الاَفْلَكَ وَدَبَّرَهَا. وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ. [فصلت:12] اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى. هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا.[ يونس:5] وَاسْتَغْفِرهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ صَغِيْرٍ أَوْ كَبِيْرٍ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِىِّ الأُمِّىِّ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
(اما بعد). فَيَا عِبَادَ الله! اِتَّقُوْاالله حَقَّ تُقَاتِهِ. قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم: إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوْا اللهَ وَكَبَرُوْا وَصَلُوْا وَتَصَدَقُوْا. [رواه البخارى]

Ibadallah! 
Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah swt. Semoga takwa kita dapat menumbuhkan kesadaran dalam hati kita akan kesalahan dan dosa yang kita lakukan.
Terjadinya gerhana semata-mata peringatan dari Allah swt. buat kita. Peringatan ini harus kita terima dengan kesadaran dan tekad yang bulat untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan tidak berbuat kerusakan di atas bumi dengan perilaku kegelapan.
 

Allah swt. berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

 Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S.Al-A'raaf:56)

Melalui ayat tersebut Allah swt. memberi tahu kita, bahwa rahmat-Nya amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Maka dari itu kita harus menjauhi sikap kegelapan yang akan merugikan kita sendiri.

Terjadinya gerhana juga merupakan i'tibar (pelajaran) bagi kita, oleh karena itu hendaknya kita dapat mengambil pelajaran dari peristiwa itu, hingga timbul kesadaran dalam diri kita. Akhirnya kita tahu bahwa keteraturan perjalanan semua ciptaan Allah swt., terjadi suatu ketentuan dari-Nya yang pasti berlaku, yaitu di mana alam seisinya akan diliputi oleh kegelapan dan kepekatan.

Ketentuan itu saat ini tengah kita hadapi, yakni terjadinya gerhana … ini. Oleh karena itu hendaknya kita menyadari bahwa dalam perjalanan hidup kita, pasti terdapat suatu saat dan keadaan yang menggelisahkan yang terjadi karena kekegalapan hati dan pikiran kita.

Sebagai missal: terjadinya kedurhakaan, kezaliman, permusuhan, pertikaian semuanya merupakan kegelapan hidup yang kita jalani.

Hidup dalam kegelapan itu disebabkan karena kita menuruti hawa nafsu, sehingga dalam memenuhi segala kebutuhan hidup terkadang kita berbuat jauh di luar garis tuntunan Allah swt.

Kondisi semacam itu hendaknya kita sadari dan kita jauhi agar kita tidak berlarut-larut hidup dalam kegelapan. Hal ini harus kita lakukan sebelum mendapatkan peringatan dari Allah swt.
Allah swt. berfirman:

وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ.

Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya. (Q.S.Al-maidah:4)
 

Firman-Nya yang lain:

وَمَنْ يَكْفُرْ بِآَيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Q.S.Ali Imran:19)

Ibadallah!
Sebagai langkah awal untuk hari esok marilah kita memohon ampun kepada Allah atas segala dosa dan keslahan yang pernah kita lakukan dan melakukan pertaubatan atas segala perbuatan dan perilaku yang salah dan keliru.

Allah swt. berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S.An-Nuur:31).

Disamping itu! Marilah kita tingkatkan amal-amal baik yang memberi manfaat pada diri kita dan masyarakat. Dengan berbuat demikian insya Allah dengan ampunan-Nya kita akan mendapatkan keberuntungan.

Allah swt. berfirman:

فَأَمَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَعَسَى أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُفْلِحِينَ

Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung. (Q.S.Al-Qashash:67)

Semoga kita menjadi orang-orang yang mau menrima peringatan dan pelajaran dari Allah swt.

جَعَلَنَااللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِيْنَ الأَمِنِيْنَ. وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرّجِيْمِ: هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ[يونس:5]. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ.

 

الخطبة الثانى

اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمِ ×6 اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمِ الَّذِى لاَاِلَهَ اِلاَّهُو الْحَيُ الْقَيُوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لَنَا مِنْ دِنِنَا مَافِيْهِ عِبْرَةً لأُوْلىِ الأَلْبَابِ . وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا.[نوح:16]. وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ [ابراهيم:33]. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَهَدَانَا اِلَى الطَّرِيْقُ الْمَبِيْنِ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَفْضَلُ الْخَلْقِ اَجْمَعِيْنَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. 
(اما بعد): فَيَا عِبَادَ الله!  اِتَّقُوْا اللهَ فِي أَمْرِهِ وَنَهْيِهِ وَحُدُوْدِهِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا. قَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا [الأحزاب:56]. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ مِنَ الأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانِ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وَقُلُوبِهِمْ عَلَى الْخَيْرَاتِ ، وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ ، وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . اللهم إِنَّا نَعْبُدُكَ وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَحْمَدُكَ وَنَشْكُرُكَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ . وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ . وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar