Senin, 22 Juli 2019

Shalat Safar


Sholat safar adalah shalat sunat yang dilakukan ketika akan melakukan sebuah perjalanan ( safar ). 

Biasanya shalat ini dilakukan untuk perjalanan jauh seperti perjalanan ibadah haji.

Niat Sholat Safar

اُصَلّي سًنّةَ السَّفَرِرَكْعَتيْنِ للّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatas safari rak’ataini Lillahi Ta’ala

Aku niat shalat sunat safar karena Allah Yang Maha Tinggi

Cara Shalat Safar

Pada waktu hendak meninggalkan rumah atau berangkat, kita mengambil air wudhu dan memakai pakaian yang mau dipakai, kemudian melaksanakan shalat safar sebanyak dua rakaat. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Al-Kaafirun dan pada rakaat kedua sesudah Al-Fatihah membaca surah Al-Ikhlas. Sesudah memberi salam membaca ayat kursi dan surah Al-Quraishy sebanyak satu kali dengan meniatkan menjadi pemelihara diri kita sendiri bersama rombongan, dan orang yang ditinggalkan serta menyerahkan diri, keluarga dan harta benda kepada Allah SWT, kemudian membaca doa.

Doa Shalat Safar

اَللَّهُمَّ اِنَّانَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَالبِرَّوَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَاتَرْضَى , اَللَّهُمَّ هُوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاَطُوْ عَنّا بُعْدَهُ.اَللّهُمَّ اَنْتَ الصَاحِبُ فِى السّفَرِوَالْخَلِفَةً فى الأَهْلِ.اللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وكَابَةِ الْمَنْظَرِوَسُوْءِالْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ والأَهْلِ

Doa Waktu Keluar dari rumah :

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَحَوْلَ ولاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللَّهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ

Bismillahi tawakkaltu ‘alallah la hawla wala quwwata illa billahil aliyyil adhim

Dengan menyebut nama Allah, aku berserah diri kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung

Demikian artikel singkat mengenai seputar perihal tentang Cara, Niat, dan Doa Shalat Safar, semoga bermanfaat.

Bacaan Talbiyah

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ


"(Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu).

Nafi’ mengatakan bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar menambah lafazh talbiyah,

لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ بِيَدَيْكَ لَبَّيْكَ وَالرَّغْبَاءُ إِلَيْكَ وَالْعَمَلُ


(Aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu dengan senang hati. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Segala harapan dan amalan hanya untuk-Mu).” (HR. Bukhari no. 1549 dan Muslim no. 19).

Wallohu A'lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar