Senin, 25 Desember 2017

JALAN WALI ALLAH

JALAN WALI ALLAH

Sejarah Islam - Hukum Islam - Kisah Wali-wali Allah - Muallaf - Thoriqoh - Thoriqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah - Perjalanan Islam - Perkembangan Islam

SEKILAS TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSYABANDIYAH

PENDAHULUAN

Menurut Harun Nasution, tarekat adalah jalan yang harus ditempuh seorang murid agar berada sedekat mungkin dengan Tuhan di bawah bimbingan seorang guru Mursyid. Tarekat mencoba memberi rasa aman dan kesejahteraan di kehidupan akhirat kepada para pengikutnya, setelah mereka merasa bahwa kehidupan mereka di dunia sudah mendekati akhir. Di samping itu tarekat berusaha membuka pintu Surga bagi publik. Tarekat adalah jalan untuk memastikan kesamaan peluang untuk masuk Surga bagi semua lapisan masyarakat, baik yang alim, awam, kaya atau pun miskin.
Ruh sebelum masuk ke tubuh memag suci, tetapi setelah bersatu dengan tubuh sering kali menjadi kotor karena digoda hawa nafsu. Maka agar dapat mendekatkan diri pada Tuhan yang Maha Suci, ruh manusia harus terlebih dahulu disucikan. Sufi-sufi besar kemudian merintis jalan sebagai media untuk penyucian jiwa yang dikenal dengan nama thariqat (jalan).

Para ahli mistik dalam berbagai tradisi keagamaan cenderung menggambarkan langkah-langkah yang membawa kepada kehadirat Tuhan sebagai jalan. Pembagian 3 (tiga) jalan dalam agama Islam menjadi Syariat,Tarekat dan Hakikat. Jalan tri tunggal kepada Allah dijelaskan dalam suatu hadisRasulullah SAW. sebagai berikut : “Syariat adalah perkataanku (aqwali), tarekat adalah perbuatanku (Ahwali), dan hakikat adalah keadaan batinku (Ahwali)." (anemari h. 123)

Tarekat adalah jalan yang harus ditempuh para sufi, dan digambarkan sebagai jalan yang berpangkal dari syariat, sebab jalan utama disebut Syar sedang anak jalanan disebut thariq. Kata turunan ini menunjukkan bahwa menurut anggapan para sufi, pendidikan mistik merupakan cabang dari jalan utama yang terdiri atas hukum Ilahi, tempat berpijak bagi setiap Muslim. Tak mungkin ada jalan tanpa adanya jalan utama tempat ia berpangkal.

Pengalaman mistik tak mungkin didapat bila perintah Syariat yang mengikat itu tidak ditaati terlebih dahulu dengan seksama. Akan tetapi tariq atau jalan itu lebih sempit dan lebih sulit dijalani serta membawa salik (orang yang menempuh jalan sufi) sampai secepat mungkin mencapai tujuan yaitu tauhid sempurna berupa pengakuan berdasarkan pengalaman bahwa Tuhan adalah satu.

Di antara berbagai macam tarekat yang ada terdapat tarekat yang bernama Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah merupakan penggabungan dari dua Tarekat besar yaitu Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah. Penggabungan kedua tarekat ini dimodifikasi sedemikan rupa, sehingga terbentuk sebuah Tarekat yang mandiri dan berbeda dengan kedua tarekat induknya. Jadi tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah yang ada di Indonesia merupakan tarekat yang mandiri yang di dalamnya terdapat unsur-unsur Qadiriyah dan Naqsyabandiyah.

ASAL USUL GERAKAN TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSYABANDIYAH
Jika ditelaah secara sosiologis yang lebih mendalam, lahirnya tarekat lebih dipengaruhi oleh kondisi sosio-kultur yang ada pada saat itu. Lahirnya trend pola hidup sufistik tidak lepas dari perubahan dan dinamika dalam kehidupan masyarakat. Sebagai contoh adalah munculnya gerakan kehidupan zuhud dan uzlah yang dipelopori oleh Hasan al-Basri (110 H)dan Ibrahim Ibn Adham (159 H). Gerakan ini muncul sebagai reaksi terhadap pola hidup hedonistik (berfoya-foya) yang dipraktekkan oleh pejabat Bani Umayyah.

Hasan al-Basri termasuk pendiri madzhab Basrah yang beraliran zuhud. Pendirian hidup dan pengalaman tasawuf Hasan al- Basri itu dijadikan pedoman bagi ahli tasawuf. Pandangan tasawuf Hasan al-Basri di antaranya pandangan dia terhadap dunia yang diibaratkan sebagai ular yang halus dalam pegangan tangan tetapi racunnya membawa maut.

Setidaknya ada 2 (dua) faktor yang menyebabkan lahirnya gerakan tarekat pada masa itu, yaitu faktor kultural dan struktural. Dari segi politik, dunia Islam sedang dilanda krisis hebat. Di bagian timur dunia Islam seperti : wilayah Palestina, Syiria, dan Mesir menghadapi serangan orang-orang Kristen Eropa, yang dikenal dengan Perang Salib selama lebih kurang dua abad (490-656 H / 1096-1248 M) telah terjadi delapan kali peperangan yang dahsyat.

Di bagian timur, dunia Islam menghadapi serangan Mongol yang haus darah dan kekuasaan. Ia melalap setiap wilayah jarahnya. Demikian juga di Baghdad yang merupakan pusat kekuasaan dan peradaban Islam. Situasi politik tidak menentu, karena selalu terjadi perebutan kekuasaan di antara dinasti-dinasti Turki. Keadaan ini menjadi sempurna keburukannya dengan penghancuran kota Baghdad oleh Hulaqu Khan.

Dalam situasi seperti itu, wajarlah kalau umat Islam berusaha mempertahankan agamanya dengan berpegang pada doktrin yang dapat menentramkan jiwanya dan menjalin hubungan damai dengan sesama muslim dalam kehidupan.

Umat Islam memiliki warisan kultural dari para Ulama sebelumnya yang dapat digunakan terutama di bidang tasawuf, yang merupakan aspek kultural yang ikut membidangi lahirnya tarekat-tarekat pada masa itu. Misalnya Abu Hamid al- Ghazali (wafat 505 H / 1111 M)dengan karyanya yang monumental : Ihya Ulum al- Din (menghidupkan ilmu-ilmu agama) telah memberikan pedoman tasawuf secara praktis yang kemudian diikuti oleh tokoh-tokoh sufi berikutnya seperti Syekh Abd al- Qadir al- Jailani yang merupakan pendiri Tarekat Qadiriyah.

Mula-mula tarekat hanya berarti jalan menuju Tuhan yang ditempuh seorang sufi secara individual. Akan tetapi, kemudian sufi-sufi besar mengajarkan tarekat-nya kepada murid baik secara individual maupun secara berkelompok. Dengan demikian tarekat pun berarti jalan menuju Tuhan di bawah bimbingan guru. Selanjutnya mereka melakukan latihan bersama di bawah bimbingan guru. Inilah asal pengertian tarekat sebagai nama sebuah organisasi sufi.

Pada dasarnya munculnya banyak tarekat dalam Islam secara garis besarnya sama dengan latar belakang munculnya banyak mazhab dalam fiqih dan firqah dalam kalam. Di dalam fiqih berkembang mazhab-mazhab seperti : mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali, Zahiri, dan Syi’i. 

Di dalam kalam juga berkembang firqah-firqah, seperti: Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, asy’ariyah, dan Maturidiyah. Sementara mazhab dalam tasawuf disebut tarekat. Bahkan tarekat dalam tasawuf jumlahnya jauh lebih banyak dari pada mazhab dalam fiqih maupun firqah dalam kalam.

Di Indonesia terkenal sebuah Tarekat bernamaQadiriyah wa Naqsyabandiyah. Tarekat ini merupakan tarekat terbesar, terutama di pulau Jawa. Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah yang ada di Indonesia didirikan oleh sufi danSyekh besar masjid al-Haram Mekah al- Mukaramah. Ia bernama Ahmad Khatib Sambas ibn Abd Ghaffar al- Sambasi al-Jawi. Ia wafat di Mekah pada tahun 1878 M. Beliau adalah seorang ulama besar dari Indonesia yang tinggal sampai akhir hayatnya di Mekah. Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, merupakan gabungan dari dua tarekat yang berbeda yaitu Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah. Tarekat Qadiriyah didirikan oleh Syekh Abd al-Qadir al-Jailani (W. 561/1166 M). Syekh Abd al-Qadir al-Jailaniselalu menyeru kepada murid-muridnya agar bekerja keras dalam kehidupan sebagai bekal untuk memperkuat ibadah yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Ia juga melarang kepada muridnya menggantungkan hidup kepada masyarakat. Al-Jailani juga mengingatkan kepada pengikut tarekat agar tetap perpegang pada Sunah Rasulullah dan Syari’at agama Islam. Dia juga mengingatkan bahwa setan banyak menyesatkan ahli tarekat dengan menggodanya agar meninggalkan syari’at karena sudah melaksanakan tarekatnya.

Tarekat Qadiriyah terus meluas jaringannya hampir ke seluruh negeri Islam termasuk Indonesia. Bahkan manaqib (sejarah kelahiran dan sejarah keistimewaanya), kini senantiasa mewarnai prosesi ritual Islamiyah di daerah jawa setidak-tidaknya nama pendiri tarekat ini selalu disebut dalam prosesi ritual. Ini menunjukan betapa lestarinya ajaran yang dikembangkan oleh sebuah institusi tarekat.

Sedangkan Tarekat Naqsyabandiyah didirikan oleh Muhammad ibn Muhammad Bahauddin al-Naqsyabandi yang hidup antara tahun 717-791 H./ 1317-1389 M. Ia dilahirkan di desa yang bernama Qashrul Arifin yang terletak beberapa kilometer dari kota Bukhara, Rusia. 

Kedua tarekat tersebut kemudian dimodifikasi oleh Syekh Khatib Sambas. Sebagai seorang yang alim dan ma’rifat kepada Allah, Syekh Khatib Sambas memiliki otoritas untuk membuat modifikasi tersendiri bagi tarekat yang dipimpinnya karena dalam Tarekat Qadiriyah memang ada kebebasan untuk memodifikasi bagi yang telah mencapai derajat mursyid. Dalam Tarekat Qadiriyah apabila seorang murid telah mencapai derajat syekh seperti gurunya, ia tidak diharuskan untuk selalu mengikuti tarekat gurunya. Seorang syekh Tarekat Qadiriyah berhak untuk tetap mengikuti tarekat guru sebelumnya atau memodifikasi tarekat yang lain ke dalam tarekatnya. Hal ini karena ada petuah dariSyekh Abdul Qadir al- Jailani bahwa murid yang telah mencapai derajat gurunya, maka ia jadi mandiri sebagai syekh dan Allah lah yang menjadi walinya untuk seterusnya.

Syekh Khatib Sambas sangat berjasa dalam menyebarkan tarekat ini di Indonesia dan Melayu hingga wafat. Di Mekah ia juga menjadi guru sebagian ulama Indonesia modern dan mendapatkan ijazah. Sekembalinya ke Indonesia ia menjadi guru tarekat dan mengajarkannya sehingga tarekat ini tersebar luas di seluruh Indonesia, diantaranya Syekh Nawawi al-Bantani (wafat 1887 M), Syekh Halil (w. 1918 M), Syekh Mahfuzd Attarmasi (w. 1923 M), dan Syekh M. Hasyim Asy’ari pendiri NU di Indonesia. Semuanya merupakan muridSyekh Khatib Sambas. Ketokohan Syekh Khatib Sambas yang menonjol adalah di bidang tasawuf. Beliau sebagai pemimpin atau mursyid tarekat Qadiriyah yang berpusat di Mekah pada waktu itu. Di samping itu beliau juga sebagai mursyid tarekat Naqsyabandiyah.

Pada masanya telah ada pusat penyebaran Tarekat Naqsyabandiyah di kota suci Mekah dan Madinah sehingga sangat memungkinkan ia mendapat baiat tarekat Naqsyabandiyah dari kemursyidan tersebut. Kemudian ia menggabungkan inti kedua ajaran tarekat tersebut, yaitu Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah dan mengajarkan pada murid-muridnya terutama yang berasal dari Indonesia. Penamaan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah tidak lepas dari sikap tawadu dan ta’zim Syekh Khatib Sambas kepada pendiri kedua tarekat tersebut sehingga beliau tidak menisbatkan nama tarekatnya pada dirinya sendiri. Padahal kalau melihat modifikasi ajarannya dan tata cara ritual tarekatnya itu, lebih tepat kalau dinamakan dengan Tarekat Khatibiyah atau Tarekat Sambasiyah, karena memang tarekatnya merupakan buah dari ijtihadnya.

Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah yang terdapat di Indonesia bukanlah hanya merupakan suatu penggabungan dari dua tarekat yang berbeda yang diamalkan bersama-sama. Tarekat ini menjadi sebuah tarekat yang baru dan berdiri-sendiri, yang di dalamnya unsur-unsur pilihan dari Qadiriyah dan Naqsyabandiyah telah dipadukan menjadi sesuatu yang baru. Penggabungan inti dari kedua ajaran ini atas dasar pertimbangan logis dan strategis bahwa kedua ajaran inti itu bersikap saling melengkapi terutama dalam hal jenis dzikir dan metodenya. 

Tarekat Qadiriyah menekankan ajarannya pada dzikir jahr nafi isbat yaitu melafadkan kalimat lailahailalah dengan suara keras, sedangkan Tarekat Naqsyabandiyah menekankan pada dzikir siri ismu dzat yaitu melafadkan kalimat Allah dalam hati.

Penyebaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah diperkirakan sejak paruh kedua abad ke-19, yaitu semenjak tibanya kembali murid-murid Syekh Khatib Sambas ke tanah air. Di Kalimantan Barat, daerah asal Syekh Khatib Sambas, tarekat ini disebarkan oleh kedua orang muridnya yaitu Syekh Nuruddin yang berasal dari Pilipina dan Syekh Muhammad Sa’ad putra asli Sambas. Karena penyebaran tidak melalui lembaga formal seperti pesantren maka tarekat hanya tersebar dikalangan orang awam dan tidak mendapatkan perkembangan yang berarti. 

Lain halnya di pulau Jawa tarekat ini disebarkan melalui pondok pesantren yang didirikan dan dipimpin oleh para pengikutnya sehingga mengalami kemajuan yang pesat. Penyebaran tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di Jawa dilakukan oleh 3 (tiga) murid Syekh Khatib Sambas, yaitu Syekh Abdul Karim Banten, Syekh Tholhah Cirebon, dan Kyai Ahmad Hasbullah Madura. Syekh Abdul Karim Banten merupakan murid kesayangan Syekh Ahmad Khatib Sambas di Mekah. Semula dia hanya sebagai khalifah Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di Banten, tahun 1876 diangkat oleh Syeikh Khatib Sambas menjadi penggantinya dalam kedudukan sebagai mursyid utama tarekat ini yang berkedudukan di Mekah. Dengan demikian semenjak itu seluruh organisasi TQN di Indonesia menelusuri jalur spiritualnya (silsilah) kepada ulama asal Banten tersebut.

Khalifah dari Kyai Tholhah Cirebon yang paling penting adalah Abdullah Mubarrok, belakangan dikenal sebagai Abah Sepuh. Abdullah melakukan baiat ulang dengan Abdul Karim Banten di Mekah. Pada dekade berikutnya Abah sepuh membaiat putranya K.H.A. Sohibul Wafa Tadjul Arifin yang lebih masyhur dengan panggilan Abah Anom. Hingga sekarang Abah Anom Masih menjadi mursyid tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.

Di bawah kepemimpinan Abah Anom ini, tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di kemursyidan Suryalaya berkembang pesat. Dengan menggunakan metode riyadah dalam tarekat ini Abah Anom mengembangkan psikoterapi alternatif, terutama bagi para remaja yang mengalami degradasi mental karena penyalahgunaan obat-obat yang terlarang, seperti, morfin, heroin dan sebagainya.

Sampai sekarang di Indonesia ada 3 (tiga) pondok pesantren yang menjadi pusat penyebaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah yaitu :

Pondok Pesantren Rejoso, Jombang - Jawa Timur,Pondok Pesantren Mranggen, Jawa Tengah,Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya - Jawa Barat.

POKOK-POKOK AJARAN TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSABANDIYAH
Sebagai suatu madzhab dalam tasawuf, Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah memiliki beberapa ajaran yang diyakini akan kebenarannya, terutama dalam kehidupan kesufian. Ada beberapa ajaran yang diyakini paling efektif dan efesian sebagai metode untuk mendekatkan diri dengan Allah. Pada umumnya metode yang menjadi ajaran dalam tarekat ini didasarkan pada al-Qur’an, Hadis, dan perkataan para sufi.

Ada beberapa pokok ajaran dalam Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di antaranya ajaran tentang :

KESEMPURNAAN SULUK,ADAB KEPADA PARA MURSYID,DZIKIR.

1. KESEMPURNAAN SULUK, Ajaran yang sangat ditekankan dalam Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah adalah suatu keyakinan bahwa kesempurnaan suluk (merambah jalan kesufian dalam rangka mendekatkan diri dengan Allah), adalah jika berada dalam 3 (tiga) dimensi keimanan, yaitu : Islam, Iman, dan Ikhsan. Ketiga term tersebut biasanya dikemas dalam satu jalan three in one yang sangat populer dengan istilah syariat, tarekat,dan hakikat .

Syariat adalah dimensi perundang-undangan dalam Islam. Ia merupakan ketentuan yang telah ditentukan oleh Allah, melalui Rasul-Nya Muhammad SAW. baik yang berupa perintah maupun larangan. Tarekat merupakan dimensi pelaksanaan syari’at tersebut. Sedangkan hakikat adalah dimensi penghayatan dalam mengamalkan tarekat tersebut, dengan penghayatan atas pengalaman syari’at itulah, maka seseorang akan mendapatkan manisnya iman yang disebut dengan ma’rifat.

Para sufi menggambarkan hakikat suluk sebagai upaya mencari mutiara yang ada di dasar lautan yang dalam. Sehingga ketiga hal itu (syari’at, tarekat, dan hakikat) menjadi mutlak penting karena berada dalam satu sistem. Syariat digambarkan sebagai kapal yang berfungsi sebagai alat transportasi untuk sampai ke tujuan. Tarekat sebagai lautan yang luas dan tempat adanya mutiara. Sedangkan hakikat adalah mutiara yang dicari-cari. Mutiara yang dicari oleh para sufi adalah ma’rifat kepada Allah. Orang tidak akan mendapatkan mutiara tanpa menggunakan kapal.

Dalam Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah diajarkan bahwa tarekat diamalkan justru dalam rangka menguatkan syari’at. Karena bertarekat dengan mengabaikan syariat ibarat bermain di luar sistem, sehingga tidak akan dapat mendapatkan sesuatu kecuali kesia-siaan.

Ajaran tentang prinsip kesempurnaan suluk merupakan ajaran yang selalu ditekankan oleh pendiri tarekat Qadiriyah, yaitu Syekh Abdul Qadir al-Jailani, hal ini dapat dimaklumi, karena beliau seorang sufi sunni dan sekaligus ulama fiqih.

2. ADAB KEPADA PARA MURSYID, Adab kepada mursyid (syekh), merupakan ajaran yang sangat prinsip dalam tarekat. Adab atau etika murid dengan mursyidnya diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai adab para sahabat terhadap Nabi Muhammad SAW. Hal ini diyakini karena muasyarah (pergaulan) antara murid dengan mursyid melestarikan sunnah (tradisi) yang dilakukan pada masa nabi. Kedudukan murid menempati peran sahabat sedang kedudukan mursyid menempati peran nabi dalam hal irsyad (bimbingan) dan ta’lim (pengajaran).

Seorang murid harus menghormati syekhnya lahir dan batin. Dia harus yakin bahwa maksudnya tidak akan tercapai melainkan ditangan syekh, serta menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dibenci oleh syekhnya.

3. DZIKIR, Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah adalah termasuk tarekat dzikir. Sehingga dzikir menjadi ciri khas yang mesti ada dalam tarekat. Dalam suatu tarekat dzikir dilakukan secara terus-menerus (istiqamah), hal ini dimaksudkan sebagai suatu latihan psikologis (riyadah al-nafs) agar seseorang dapat mengingat Allah di setiap waktu dan kesempatan. Dzikir merupakan makanan spiritual para sufi dan merupakan apresiasi cinta kepada Allah. Sebab orang yang mencintai sesuatu tentunya ia akan banyak menyebut namanya.

Yang dimaksud dzikir dalam tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah adalah aktivitas lidah (lisan) maupun hati (batin) sesuai dengan yang telah dibaiatkan oleh mursyid.

Dalam ajaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah terdapat 2 (dua) jenis dzikir yaitu

Dzikir nafi isbat yaitu dzikir kepada Allah dengan menyebut kalimat “lailahaillallah”. Dzikir ini merupakan inti ajaran Tarekat Qadiriyah yang dilafadzkan secara jahr (dengan suara keras). Dzikir nafi isbat pertama kali dibaiatkan kepada Ali ibn Abi Thalib pada malam hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke kota Yasrib (madinah) di saat Ali menggantikan posisi Nabi (menempati tempat tidur dan memakai selimut Nabi). Dengan talqin dzikir inilah Ali mempunyai keberanian dan tawakaal kepada Allah yang luar biasa dalam menghadapi maut. Alasan lain Nabi membaiat Ali dengan dzikir keras adalah karena karakteristik yang dimiliki Ali. Ia seorang yang periang, terbuka, serta suka menentang orang-orang kafir dengan mengucapkan kalimat syahadat dengan suara keras.Dzikir ismu dzat yaitu dzikir kepada Allah dengan menyebut kalimat “Allah” secara sirr atau khafi (dalam hati). Dzikir ini juga disebut dengan dzikir latifah dan merupakan ciri khas dalam Tarekat Naqsyabandiyah. Sedangkan dzikir ismu dzat dibaiatkan pertama kali oleh Nabi kepada Abu Bakar al-Siddiq, ketika sedang menemani Nabi di Gua Tsur, pada saat berada dalam persembunyiannya dari kejaran para pembunuh Quraisy. Dalam kondisi panik Nabi mengajarkan dzikir ini sekaligus kontemplasi dengan pemusatan bahwa Allah senantiasa menyertainya.Kedua jenis dzikir ini dibaiatkan sekaligus oleh seorang mursyid pada waktu baiat yang pertama kali. Dapatlah difahami bahwa tarekat adalah cara atau jalan bagaimana seseorang dapat berada sedekat mungkin dengan Tuhan. Diawal munculnya, tarekat hanya sebuah metode bagaimana seseorang dapat mendekatkan diri dengan Allah dan masih belum terikat dengan aturan-aturan yang ketat. Tetapi pada perkembangan berikutnya tarekat mengalami perkembangan menjadi sebuah pranata kerohanian yang mempunyai elemen-elemen pokok yang mesti ada yaitu: mursyid, silsilah, baiat, murid, dan ajaran-ajaran.

Tujuan seseorang mendalami tarekat muncul setelah ia menempuh jalan sufi (tasawuf) melalui penyucian hati (Tasfiyatul Qalb). Pada prakteknya tasawuf merupakan adopsi ketat dari prinsip Islami dengan jalan mengerjakan seluruh perintah wajib dan sunah agar mencapai ridha Allah.

Minggu, 24 Desember 2017

Pendidikan di Indonesia

Pendidikan di Indonesia 

Asslamualaikum wr. wb.

Sebelum saya menyampaikan sebuah pidato, saya ingin mengjaka kalian untuk bersyukur kehadiarat Allah yang maha kuasa, yang telah memberi kita rahmat dan hidayah, sehingga kita bisa bertemu bersama di tempat yang di berkati ini. Dan juga mari kita samaikan sholawat dan salam kepada nabi kita Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari kegelapan ke ke jaman terang benerang, sehingga kita selalu berada di jalan yang benar.

Hadirin yang terhormat

Menjadi kehormatan tersendiri bagi saya, untuk berdiri di sini di depan anda sekalian untuk memberikan sebuah pidato tentang pendidikan berjudul "Pendidikan di Indonesia" di hari pendidikan nasional atau HARDIKNAS ini.

Indonesia adalah Negara yang besar. Negara yang memiliki banyak sekali sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan. Negara yang memiliki banyak temat-tempat indah yang dapat menghipnotis orang. Sungguh indah bisa hidup di sini dengan damai dengan berbagai budaya, bahasa, dan agama yang berbeda. Tetapi, mengapa masih banyak terdapat orang yang hidup dibawah garis kemiskinan di Negara ini? Hanya ada satu jawaban untuk pertanyaan ini yaitu karena sumber daya manusia kita masih sangat redah dalam hal pendidikan.

Jika anda sekalian pernah mendengar tentang berita tentang peringkat internasional pendidikan kita, anda akan terkejut. Seperti di kutip dari Education for All (EFA) Global Monitoring Report 2011 yang di keluarkan oleh UNESCO dan di luncurkan di New York pada hari Senin, 1/3/2011, peringkat pendidikan internasional kita berada pada tempat ke 69 dari 129 negara yang di survey di seluruh dunia. Peringkat ini lebih rendah dari pada di tahun 2010.

Ini membuka sebuah pertanyaan yang berlarian di kepala saya, ada apa dengan pendidikan kita? Indonesia adalah negara hebat dengan banyak generasi muda bertalenta. Tidak diragukan lagi bahwa terdapat banyak siswa Indonesia yang memenangkan olimpiade-olimpiade pendidikan internasional seperti matematik, kima, fisika dan lainnya. Tetapi mengapa peringkat internasional pendidikan kita masih rendah. Jadi ada apa dengan pendidikan kita?

Hadirin yang terhormat

Mesti ada suatu alasan mengapa sumber daya manusia kita dan peringkat dunia kita dalam hal pendidikan masih rendah. Salah satu alasannya adalah pendidikan kita itu mahal. Untuk kelas ekonomi menengah ke atas biaya pendidikan kita saat ini mungkin buka apa-apa. Tetapi untuk mereka yang hidup di kelas eknomi kebawah, biaya pendidikan kita saat ini diluar jangkauan mereka. Banyak dari mereka bahkan mengabaikan kewajiban mereka untuk pergi ke sekolah hanya karena mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan merka.

Pemerintahan kita telah membuat sebuah kebijakan baru-baru ini untuk mengatasi masalah dalam pendidikan kita. Kebijakan tersebut adalah peningkatan anggaran pendidikan nasional mencapai 20% dari APBN. Anggaran ini nantinya digunakan untuk membuat pendidikan kita terjangkau oleh kalangan masyarakat ekonomi kebawah; untuk meningkatkan kulitas guru-guru pengajar dengan program yang dikenal sebagai “sertifikasi”; dan untuk menyediakan fasilitas-fasilitas sekolah seperti perpustakaan, ruangan kelas, laboratorium, dan gedung olah raga.

Hadirin sekalian

Kita berharap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah akan membuat mutu pendidikan kita lebih baik. Tentunya sebagai seorang pelajar, kita tidak boleh hanya duduk diam dan santai tanpa melakukan apa-apa. Baik atau buruknya kualitias pendidikan Negara kita juga bergantung pada kita. Jika kita ingin mengubah paradigm buruk pendidikan kita, mari kita mulai dengan meningkatkan prestasi kita dengan belajar dengan keras untuk kebaikan pendidikan kita.

Saya harap pidato yang saya sampaikan hari ini bisa bermanfaat untuk kalian semua. Terima kasih untuk perhatiannya. Akhir kata:

Wasalamualaikum wr. wb.

Education in Indonesia

Education in Indonesia

Asslamualaikum wr. wb.

Before I begin to give a speech, I would like to invite you all to thank Allah the Almighty, Who has given us Mercy and Blessing, so we can meet together in this blessing place. And also let’s deliver sholawat and salam to our prophet Muhammad SAW, Who has brought us from the darkness to the brightness, so we are always in the right path. 

Ladies and gentlemen

It be a great honor for me, to stand right here in front of you all to give a speech about education under the title "Education in Indonesia" in this National Education Day or HARDIKNAS.

Indonesian is a great country. It has so many natural resources that can be used. It has so many beautiful palaces that can mesmerize people. It is so beautiful to live here peacefully with different cultures, languages, and religions. However, why are there still many people who live under poverty in this country? The only answer to this question is because our human resources are still low in the term of education.

If you have ever heard about the news about our international education rank, you would be surprised. As quoted form Education for All (EFA) Global Monitoring Report  2011 which is published by UNESCO and launched in New York on Sunday, 1/3/2011,  our international education rank is at 69th place from 129 surveyed countries all over the world. This rank is lower than in 2010.

It opens a question that runs in my head, what happen with our education? Indonesia is a great country with many talented young generations. It was undoubted again that there are so many Indonesian students who win the international education Olympiads such as mathematics, chemical, physics and other. But why our international education rank is still low. So what happen with with our education? 

Ladies and gentlemen

There must be a reason why our human resources and our global rank in education are still low. One of the reasons is that our education is expensive. For middle up to high class people the cost of our education is nothing. But for those who live in lower economic class, the cost of our education is beyond their reach. Many of them even abandon their duty to go to school just because they have to work to fulfill their needs.

Our government has made a policy recently to overcome the problem in our education. The policy is increasing national educational budget up to 20% from APBN. This budget later on is used to make education is reachable for low economic level society; to improve teachers’ quality with a program which well known as “sertifikasi”; and to provide school facilities such as library, classroom, laboratory, and sport hall.

Ladies and gentlemen

We hope the policy that the government made will make our educational quality better. Of course as a student, we don’t just sit down and relax without doing something. Good or bad the quality of education of our country also depend us. If we want to change our bad educational paradigm, let’s begin with improving our achievement with studying hard for the sake of our education.

I hope this speech that I deliver today will be useful for you all. Thank you so much for your attention. The last I say:

Wasalamualaikum Wr. Wb.

TOLERANSI DALAM ISLAM

Prinsip toleransi yang ditawarkan Islam dan ditawarkan sebagian kaum muslimin sungguh sangat jauh berbeda. Sebagian orang yang disebut ulama mengajak umat untuk turut serta dan berucap selamat pada perayaan non muslim. Namun Islam tidaklah mengajarkan demikian. Prinsip toleransi yang diajarkan Islam adalah membiarkan umat lain untuk beribadah dan berhari raya tanpa mengusik mereka. Senyatanya, prinsip toleransi yang diyakini sebagian orang berasal dari kafir Quraisy di mana mereka pernah berkata pada Nabi kita Muhammad,

“Wahai Muhammad, bagaimana kalau kami beribadah kepada Tuhanmu dan kalian (muslim) juga beribadah kepada Tuhan kami. Kita bertoleransi dalam segala permasalahan agama kita. Apabila ada sebagaian dari ajaran agamamu yang lebih baik (menurut kami) dari tuntunan agama kami, kami akan amalkan hal itu. Sebaliknya, apabila ada dari ajaran kami yang lebih baik dari tuntunan agamamu, engkau juga harus mengamalkannya.” (Tafsir Al Qurthubi, 14: 425).

Prinsipnya sama dengan kaum muslimin saat ini di saat non muslim mengucapkan selamat Idul Fitri, mereka pun balik membalas mengucapkan selamat natal. Itulah tanda akidah yang rapuh.

Toleransi dalam Islam vs JIL

Siapa bilang Islam tidak mengajarkan toleransi? Justru Islam menjunjung tinggi toleransi. Namun toleransi apa dulu yang dimaksud. Toleransi yang dimaksud adalah bila kita memiliki tetangga atau teman Nashrani, maka biarkan ia merayakan hari besar mereka tanpa perlu kita mengusiknya. Namun tinggalkan segala kegiatan agamanya, karena menurut syariat islam, segala praktek ibadah mereka adalah menyimpang dari ajaran Islam alias bentuk kekufuran.

Satu kesalahan besar bila kita turut serta merayakan atau meramaikan perayaan mereka, termasuk juga mengucapkan selamat. Sebagaimana salah besar bila teman kita masuk toilet lantas kita turut serta masuk ke toilet bersamanya. Kalau ia masuk toilet, maka biarkan ia tunaikan hajatnya tersebut. Apa ada yang mau temani temannya juga untuk lepaskan kotorannya? Itulah ibarat mudah mengapa seorang muslim tidak perlu mengucapkan selamat natal. Yang kita lakukan adalah dengan toleransi yaitu kita biarkan saja non muslim merayakannnya tanpa mengusik mereka. Jadi jangan tertipu dengan ajaran toleransi ala orang-orang JIL (Jaringan Islam Liberal) yang “sok intelek” yang tak tahu arti toleransi dalam Islam yang sebenarnya.

Toleransi dalam Islam

Allah Ta’ala berfirman,

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (8) إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (9)

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9)

Ayat ini mengajarkan prinsip toleransi, yaitu hendaklah setiap muslim berbuat baik pada lainnya selama tidak ada sangkut pautnya dengan hal agama.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah tidak melarang kalian berbuat baik kepada non muslim yang tidak memerangi kalian seperti berbuat baik kepada wanita dan orang yang lemah di antara mereka. Hendaklah berbuat baik dan adil karena Allah menyukai orang yang berbuat adil.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 247). Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah mengatakan bahwa bentuk berbuat baik dan adil di sini berlaku kepada setiap agama. Lihat Tafsir Ath Thobari, 14: 81.

Sedangkan ayat selanjutnya yaitu ayat kesembilan adalah berisi larangan untuk loyal pada non muslim yang jelas adalah musuh Islam. Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 248.

Bentuk Toleransi atau Berbuat Baik dalam Islam

Bagaimana toleransi atau bentuk berbuat baik yang diajarkan oleh Islam?

1- Islam mengajarkan menolong siapa pun, baik orang miskin maupun orang yang sakit.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فِى كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ

Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaran pahala.” (HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244). Lihatlah Islam masih mengajarkan peduli sesama.

2- Tetap menjalin hubungan kerabat  pada orang tua atau saudara non muslim.

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15). Dipaksa syirik, namun tetap kita disuruh berbuat baik pada orang tua.

Lihat contohnya pada Asma’ binti Abi Bakr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Ibuku pernah mendatangiku di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan membenci Islam. Aku pun bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tetap jalin hubungan baik dengannya. Beliau menjawab, “Iya, boleh.” Ibnu ‘Uyainah mengatakan bahwa tatkala itu turunlah ayat,

لاَ يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِى الدِّينِ

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu ….” (QS. Al Mumtahanah: 8) (HR. Bukhari no. 5978).

3- Boleh memberi hadiah pada non muslim.

Lebih-lebih lagi untuk membuat mereka tertarik pada Islam, atau ingin mendakwahi mereka, atau ingin agar mereka tidak menyakiti kaum muslimin.

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

رَأَى عُمَرُ حُلَّةً عَلَى رَجُلٍ تُبَاعُ فَقَالَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ابْتَعْ هَذِهِ الْحُلَّةَ تَلْبَسْهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَإِذَا جَاءَكَ الْوَفْدُ . فَقَالَ « إِنَّمَا يَلْبَسُ هَذَا مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ فِى الآخِرَةِ » . فَأُتِىَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مِنْهَا بِحُلَلٍ فَأَرْسَلَ إِلَى عُمَرَ مِنْهَا بِحُلَّةٍ . فَقَالَ عُمَرُ كَيْفَ أَلْبَسُهَا وَقَدْ قُلْتَ فِيهَا مَا قُلْتَ قَالَ « إِنِّى لَمْ أَكْسُكَهَا لِتَلْبَسَهَا ، تَبِيعُهَا أَوْ تَكْسُوهَا » . فَأَرْسَلَ بِهَا عُمَرُ إِلَى أَخٍ لَهُ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ قَبْلَ أَنْ يُسْلِمَ

“’Umar pernah melihat pakaian yang dibeli seseorang lalu ia pun berkata pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Belilah pakaian seperti ini, kenakanlah ia pada hari Jum’at dan ketika ada tamu yang mendatangimu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, “Sesungguhnya yang mengenakan pakaian semacam ini tidak akan mendapatkan bagian sedikit pun di akhirat.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangkan beberapa pakaian dan beliau pun memberikan sebagiannya pada ‘Umar. ‘Umar pun berkata, “Mengapa aku diperbolehkan memakainya sedangkan engkau tadi mengatakan bahwa mengenakan pakaian seperti ini tidak akan dapat bagian di akhirat?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku tidak mau mengenakan pakaian ini agar engkau bisa mengenakannya. Jika engkau tidak mau, maka engkau jual saja atau tetap mengenakannya.” Kemudian ‘Umar menyerahkan pakaian tersebut kepada saudaranya  di Makkah sebelum saudaranya tersebut masuk Islam. (HR. Bukhari no. 2619). Lihatlah sahabat mulia ‘Umar bin Khottob masih berbuat baik dengan memberi pakaian pada saudaranya yang non muslim.

Prinsip Lakum Diinukum Wa Liya Diin

Islam mengajarkan kita toleransi dengan membiarkan ibadah dan perayaan non muslim, bukan turut memeriahkan atau mengucapkan selamat. Karena Islam mengajarkan prinsip,

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. Al Kafirun: 6).

Prinsip  di atas disebutkan pula dalam ayat lain,

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ

Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.” (QS. Al Isra’: 84)

أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ

Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 41)

لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ

Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu.” (QS. Al Qashshash: 55)

Ibnu Jarir Ath Thobari menjelaskan mengenai ‘lakum diinukum wa liya diin’, “Bagi kalian agama kalian, jangan kalian tinggalkan selamanya karena itulah akhir hidup yang kalian pilih dan kalian sulit melepaskannya, begitu pula kalian akan mati dalam di atas agama tersebut. Sedangkan untukku yang kuanut. Aku pun tidak meninggalkan agamaku selamanya. Karena sejak dahulu sudah diketahui bahwa aku tidak akan berpindah ke agama selain itu.” (Tafsir Ath Thobari, 14: 425).

Toleransi yang Ditawarkan oleh Non Muslim

Bertoleransi yang ada saat ini sebenarnya ditawarkan dari non muslim. Mereka sengaja memberi selamat kepada kita saat lebaran atau Idul Fitri, biar kita nantinya juga mengucapkan selamat kepada mereka. Prinsip seperti ini ditawarkan oleh kafir Quraisy pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di masa silam. Ketika Al Walid bin Mughirah, Al ‘Ash bin Wail, Al Aswad Ibnul Muthollib, dan Umayyah bin Khalaf menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka menawarkan pada beliau,

يا محمد ، هلم فلنعبد ما تعبد ، وتعبد ما نعبد ، ونشترك نحن وأنت في أمرنا كله ، فإن كان الذي جئت به خيرا مما بأيدينا ، كنا قد شاركناك فيه ، وأخذنا بحظنا منه . وإن كان الذي بأيدينا خيرا مما بيدك ، كنت قد شركتنا في أمرنا ، وأخذت بحظك منه

“Wahai Muhammad, bagaimana kalau kami beribadah kepada Tuhanmu dan kalian (muslim) juga beribadah kepada Tuhan kami. Kita bertoleransi dalam segala permasalahan agama kita. Apabila ada sebagaian dari ajaran agamamu yang lebih baik (menurut kami) dari tuntunan agama kami, kami akan amalkan hal itu. Sebaliknya, apabila ada dari ajaran kami yang lebih baik dari tuntunan agamamu, engkau juga harus mengamalkannya.” (Tafsir Al Qurthubi, 14: 425)

Itulah prinsip toleransi yang digelontorkan oleh kafir Quraisy di masa silam, hingga Allah pun menurunkan ayat,

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ. لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ. وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ. وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Katakanlah (wahai Muhammad kepada orang-orang kafir), “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku”. (QS. Al-Kafirun: 1-6)

Jangan heran, jika non muslim sengaja beri ucapan selamat pada perayaan Idul Fitri yang kita rayakan. Itu semua bertujuan supaya kita bisa membalas ucapan selamat di perayaan Natal mereka. Inilah prinsip yang ditawarkan oleh kafir Quraisy di masa silam pada nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Namun bagaimanakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyikapi toleransi seperti itu? Tentu seperti prinsip yang diajarkan dalam ayat, lakum diinukum wa liya diin, bagi kalian agama kalian, bagi kami agama kami. Sudahlah biarkan mereka beribadah dan berhari raya, tanpa kita turut serta dalam perayaan mereka. Tanpa ada kata ucap selamat, hadiri undangan atau melakukan bentuk tolong menolong lainnya.

Jangan Turut Campur dalam Perayaan Non Muslim

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak boleh kaum muslimin menghadiri perayaan non muslim dengan sepakat para ulama. Hal ini telah ditegaskan oleh para fuqoha dalam kitab-kitab mereka. Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dengan sanad yang shahih dari ‘Umar bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

لا تدخلوا على المشركين في كنائسهم يوم عيدهم فإن السخطة تنزل عليهم

“Janganlah kalian masuk pada non muslim di gereja-gereja mereka saat perayaan mereka. Karena saat itu sedang turun murka Allah.”

Umar berkata,

اجتنبوا أعداء الله في أعيادهم

“Jauhilah musuh-musuh Allah di perayaan mereka.” Demikian apa yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah, 1: 723-724.

Juga sifat ‘ibadurrahman, yaitu hamba Allah yang beriman juga tidak menghadiri acara yang di dalamnya mengandung maksiat. Perayaan natal bukanlah maksiat biasa, karena perayaan tersebut berarti merayakan kelahiran Isa yang dianggap sebagai anak Tuhan. Sedangkan kita diperintahkan Allah Ta’ala berfirman menjauhi acara maksiat lebih-lebih acara kekufuran,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

Dan orang-orang yang tidak memberikan menghadiri az zuur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon: 72). Yang dimaksud menghadiri acara az zuur adalah acara yang mengandung maksiat. Jadi, jika sampai ada kyai atau keturunan kyai yang menghadiri misa natal, itu suatu musibah dan bencana.

Wallahu waliyyut taufiq.

Senin, 18 Desember 2017

IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM

IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM

Sesungguhnya Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan. Menuntut ilmu, dalam ajaran Islam, adalah suatu yang sangat diwajibkan sekali bagi setiap Muslim, apakah itu menuntut ilmu agama atau ilmu pengetahuan lainnya. Terkadang orang tidak menyadari betapa pentingnya kedudukan ilmu dalam kehidupan ini.
Ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan pendidikan sebagai berikut.
(1) QS. Al-Alaq 1-5 yang artinya:
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(2) Allah Ta’ala berfirman menerangkan keutamaan ulama dan apa-apa yang mereka miliki dari kedudukan dan ketinggian:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الأَلْبَابِ
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)
1. Firman Allah yang lain:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat.” (QS. Al-Mujaadilah: 11)
2. Sungguh Allah telah memuliakan ilmu dan ulama dengan memberikan kepada mereka kebaikan yang umum dan menyeluruh sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya:
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُو الأَلْبَابِ
“Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur`an dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi Al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 269)
3. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Faathir:28)
4. Ulama adalah orang-orang yang mempunyai pengetahuan yang lurus dan pemahaman yang mendalam, Allah Ta’ala berfirman:
وَتِلْكَ الأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلاَّ الْعَالِمُونَ
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (Al-‘Ankabuut:43)
7. Selain itu dalam firman Allah:
“Allah dan para malaikat serta orang-orang yang berilmu menyatakan (bersaksi) bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia (Allah)” (QS.Ali-‘Imran: 18).
8. “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (QS. An-Nahl: 43).
9. Firman Allah:
“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu”… (QS. Al Ankabut: 49)
10. “Salah satu syarat diterimanya sebuah amal manusia adalam adanya ilmu. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS.Al-Israa’: 36)
Selain ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ilmu ada juga hadits sebagai berikut.
1. Dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya, niscaya Allah akan pahamkan dia tentang agama(nya).” (Muttafaqun ‘alaih)
2. Dari Abud Darda` radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا، سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ، وَالْحِيْتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak.” (HR. Abu Dawud no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami’ul Ushuul 8/6)
3. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نَضَّرَ اللهُ امْرَءًا سَمِعَ مِنَّا شَيْئًا فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَهُ، فَرُبَّ مُبَلَّغٌ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ
“Semoga Allah memuliakan seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalu dia menyampaikannya (kepada yang lain) sebagaimana yang dia dengar, maka kadang-kadang orang yang disampaikan ilmu lebih memahami daripada orang yang mendengarnya.” (HR. At-Tirmidziy no.2659 dan isnadnya shahih, lihat Jaami’ul Ushuul 8/18)
4. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
“Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim no.1631)
5. Adapun pahala menuntut ilmu Rasululllah saw. bersabda:
“Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat; orang yang menuntut ilmu berarti menjalankan rukun Islam dan pahala yang diberikan kepadanya sama dengan pahala para nabi.” (H.R. Ad-Dailami dari Anas r.a).
6. Sedangkan dalam hadist lain yang diriwayatkan Imam Muslim r.a.:
“Barangsiapa yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan baginya jalan ke surga.” Maka dalam menuntut ilmu niatkanlah semata-mata mencari keridaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akan dibalas dengan pahala kebaikan untuk dunia dan akhirat.
7. Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Perumpamaan apa yang aku bawa dari petunjuk dan ilmu adalah seperti air hujan yang banyak yang menyirami bumi, maka di antara bumi tersebut terdapat tanah yang subur, menyerap air lalu menumbuhkan rumput dan ilalang yang banyak. Dan di antaranya terdapat tanah yang kering yang dapat menahan air maka Allah memberikan manfaat kepada manusia dengannya sehingga mereka bisa minum darinya, mengairi tanaman dengannya dan bercocok tanam dengan airnya. Dan air hujan itu pun ada juga yang turun kepada tanah/lembah yang tandus, tidak bisa menahan air dan tidak pula menumbuhkan rumput-rumputan. Itulah perumpamaan orang yang memahami agama Allah dan orang yang mengambil manfaat dengan apa yang aku bawa, maka ia mengetahui dan mengajarkan ilmunya kepada yang lainnya, dan perumpamaan orang yang tidak perhatian sama sekali dengan ilmu tersebut dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku diutus dengannya.” (HR. Al-Bukhariy)
8. Nabi Muhammad SAW juga sangat menghargai orang yang berilmu. “Ulama adalah pewaris para Nabi” Begitu sabdanya seperti yang dimuat di HR Abu Dawud.
9. Bahkan Nabi tidak tanggung-tanggung lebih menghargai seorang ilmuwan daripada satu kabilah.
“Sesungguhnya matinya satu kabilah itu lebih ringan daripada matinya seorang ‘alim.” (HR Thabrani)
10. Seorang ‘alim juga lebih tinggi dari pada seorang ahli ibadah yang sewaktu-waktu bisa tersesat karena kurangnya ilmu. “Keutamaan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaan diriku atas orang yang paling rendah dari sahabatku.” (HR At Tirmidzi).
11. Nabi Muhammad mewajibkan ummatnya untuk menuntut ilmu. “Menuntut ilmu wajib bagi muslimin dan muslimah” begitu sabdanya. “Tuntutlah ilmu dari sejak lahir hingga sampai ke liang lahat.”
12. Hadits-hadits seperti “Siapa yang meninggalkan kampung halamannya untuk mencari pengetahuan, ia berada di jalan Allah”, “Tinta seorang ulama adalah lebih suci daripada darah seorang syahid (martir)”, memberikan motivasi yang kuat untuk belajar.
13. Dari Ibunda kaum mu’minin, Ummu Abdillah ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: ”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim: “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak.”
14. Perintah untuk ber-guru sangat dianjurkan walaupun harus sampai kenegeri Cina. “Uthlubul ‘ilma walaw bishshiin”, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Hadits ini diri wayatkan dari jalan Abu ‘Atikah Al Bashri, dari Anas bin Malik.
15. Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi Saw menjawab, “Majelis-majelis taklim.” (HR. Ath-Thabrani)
16. “Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)
17. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
18. Mendapatkan paket MLM Pahala. Dalam menuntut ilmu pasti terjadi nasehat-menasehati.
“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka. Barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan, maka ia akan menanggung dosa sebanyak dosa orang yang mengikutinya itu tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa mereka” [Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim no. 2674]
Akidah Islam adalah landasan hidup seorang muslim yang merupakan satu-satunya asas Negara. Sehingga tidak layak keberadaan sesuatu dalam institusi Negara, struktur Negara, operasional Negara atau apapun yang terkait dengan Negara termasuk landasan hukum pendidikan kecuali berasaskan akidah Islam. Dalam Daulah Khilafah Islamiyah pendidikan akan diselenggerakan dengan dasar akidah Islam yang tercermin pada penetapan arah pendidikan, penyusunan kurikulum, dan silabi serta menjadi dasar dalam kegiatan belajar-mengajar.
Islam mewajibkan setiap muslim untuk memegang teguh ajaran Islam dan menjadikannya sebagai dasar dalam berpikir dan berbuat, asas dalam hubungan antar sesama manusia, asas bagi aturan masyarakat, dan asas dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, termasuk dalam menyusun sistem pendidikan. Penetapan akidah Islam sebagai asas pendidikan tidaklah berarti bahwa setiap ilmu pengetahuan harus bersumber dari akidah Islam tapi akidah dijadikan sebagai standar penilaian atau tolak ukur pemikiran dan perbuatan.
Pada dasarnya, sistem pendidikan Islam didasarkan pada sebuah kesadaran bahwa setiap muslim wajib menuntut ilmu dan tidak boleh mengabaikannya. Rasulullah Saw bersabda yang artinya:”menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”(HR. Ibnu Adi dan Baihaqi). Atas dasar ini, Negara wajib menyediakan pendidikan bebas biaya kepada warga negaranya baik muslim maupun non-muslim, miskin maupun kaya. Negara tidak hanya berkewajiban menyediakan pendidikan yang bebas biaya tetapi juga berkewajiban menyediakan pendidikan yang berkualitas dengan asas dan tujuan pendidikan.
Al-qur’an sendiri memuat pemikiran dan keyakinan dari berbagai agama dan golongan di masa Nabi Muhammad Saw. Islam tidak melarang mempelajari segala macam pemikiran sekalipun bertentangan dengan akidah Islam, asal diserta koreksi dengan hujjah yang kuat untuk mengoreksi pendapat yang salah itu. Ilmu yang bertentangan dengan Islam tentu bukan sebagai suatu pengetahuan yang utama, melainkan semata-mata dipelajari untuk pengetahuan, menjelaskan kekeliruannya serta memberikan jawaban yang tepat, jangan mengambilnya sebagai pegangan hidup.
Pendidikan harus diarahkan bagi terbentuknya kepribadian Islam anak didik dan membina mereka agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta tsaqafah Islam. Pendidikan juga harus menjadi media utama bagi dakwah dan menyiapkan anak dididk agar kelak menjadi kader umat yang akan ikut memajukan masyarakat Islam.
Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak menghasilkan keterikatan pada syariat Islam walaupun peserta didik menguasai ilmu pengetahuan. Pendidikan Islam adalah upaya sadar yang terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan mengembangkan manusia yang berkepribadian Islam, menguasai tsaqofah Islam, dan menguasai ilmu kehidupan (sains teknologi dan seni) yang memadai, dan selalu menyelesaikan masalah kehidupan sesuai dengan syariat Islam.
Seorang peserta didik harus dikembangkan semua jenis kecerdesannya baik itu intelektual, spiritual, emosional, dan politiknya. Kompetensi penguasaan ilmu yang cukup mencakup tsaqofah Islam maupun ilmu kehidupan, disertai sikap seseorang atas dasar Islam akan membuat ia selalu menyelesaikan segala masalah yang dihadapinya sesuai dengan syariat Islam baik itu masalah pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara.
Al-qur’an dengan tegas menguraikan arti pentingnya ilmu pengetahuan bagi kepentingan dan kelangsungan hidup manusia, tidak diragukan lagi ayat-ayatnya sebagian besar berbicara mengenai dasar-dasar kependidikan dalam arti luas. Al-Qur’an sebagai materi utama dan sumber pedoman, didalamnya mengandung nilai-nilai kependidikan dalam rangka membudayakan manusia, ayat-ayatnya banyak memberikan motivasi edukatif bagi manusia.
Islam merupakan sebuah sistem yang memberikan solusi terhadap berbagai problem yang dihadapi manusia. Setiap solusi yang diberikan selaras dengan fitrah manusia. Dalam konteks pendidikan, Islam telah menentukan bahwa Negaralah yang berkewajiban untuk mengatur segala aspek yang berkenaan dengan sistem pendidikan agar pendidikan dapat diperoleh rakyat secara mudah.

Minggu, 17 Desember 2017

Islam is Not Terrorism

Distinguished teachers, brothers and sisters,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

May peace and blessings of Allah be upon all of you.

It is a great honor for me to stand here now as the representative of my school to participate in this Annual Islamic Conference. Also it is an honor for me to be able to share with you some of my thoughts on how Islam is as a religion of peace which is unfortunately misunderstood by world societies today.

O my noble brothers,

Maintaining peace is one of the highest desires of mankind in this age and time. However, unfortunately peace is becoming more difficult to find anywhere. There is a lot of war going on in many places. Everyone consider themselves as the right ones and think of others as the wrong ones, without trying to better understand each other.

Islam offers the real peace for the whole of mankind. We do not say that Islam is the only religion which offers peace. However, the term ‘Islam’ itself derived the Arabic root ‘Salam’ which means peace or submission to the Will of Allah. Someone, who commits acts of terrorism, even if committed in the name of Islam, does not deserve to be called Muslims.

Indeed, the true Islam is that which contained in the Qur’an (Holy book of Islam) and in the Sunnah (The sayings of the prophet Muhammad SAW). And not everything that is said to be Islam is in considered part of the religion of Islam. It needs to be returned to the Qur’an and to the Sunnah.

Allah, the Most Merciful, said:

“And do not kill those souls whom Allah has prohibited unless justified by a due legal right” (Surah Al-An’am 6:151)

The Prophet of Muhammad (SAW) said, in an authentic hadeeth by Imam al-Bukhari,

“Whoever kills a non-Muslim who has an agreement with the Muslims then he will not smell the fragrance of Paradise”

In the other authentic hadeets by al-Bukhari, The Prophet of Muhammad (SAW) also said,

“A true Muslim, is that the one from whose tongue and hand Muslims are safe”

It is very clear that Islam give a warning against every acts of terrorism. And we surely understand, if the acts of terrorism are committed by a Muslim, meaning that they have violated Islamic rule within the Qur’an and Sunnah. Only people who love peace can be called as a truly Muslim.

O my noble brothers,

According to the United Stated (US) National Counter-Terrorism Center, Al-Qaeda kills over seven times more Muslims than non-Muslims. According to the United Nation’s report, Muslims are the largest victims of ISIS. According to the US State Department, Muslims are also the largest victims of terrorism in general. So, the only relationship between Islam and terrorism is Islam is the most victims of it.

Finally, this is the true Islam that I can explain to you today. Far away from the image raised by the media, the message of Islam actually offers a peace for the whole of mankind, against any forms of terrorism acts. All humans, whatever their religion, are invited to come and discover the peaceful message of Islam.

Let us all work together to maintain the peace. Let us hold hands together to create a peaceful paradise on earth. May Allah help us to do so. God bless us all. Ameen.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Terjemahan Pidato

Islam Bukan Terorisme

Yang terhormat, para guru, saudara-saudaraku sekalian,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Semoga shalawat dan salam terlimpah atas kalian.

Suatu kehormatan bagi saya berdiri disini sekarang sebagai perwakilan dari sekolah saya untuk ikut serta dalam Konferensi Islam Tahunan ini. Juga, suatu kehormatan bagi saya untuk bisa berbagi dengan kalian beberapa pemikiran saya mengenai bagaimana Islam itu, agama kedamaian yang sayangnya banyak disalahpahami oleh masyarakat dunia saat ini.

Saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah,

Menjaga kedamaian merupakan salah satu keinginan tertinggi umat manusia di jaman sekarang. Namun, sayangnya, kedamaian semakin sulit ditemukan dimana-mana. Ada banyak perang terjadi di banyak tempat. Semua orang menganggap dirinya benar dan yang lain salah, tanpa berusaha untuk lebih memahami satu sama lain.

Islam menawarkan kedamaian sesungguhnya kepada seluruh umat manusia. Kita tidak mengatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang menawarkan kedamaian. Namun, istilah Islam sendiri berasal dari kata arab ‘salam’ yang berarti kedamaian atau ketundukan atas kehendak Tuhan. Seseorang yang melakukan tindakan teroris, bahkan bila dilakukan atas nama Islam, tidak layak disebut muslim.

Sesungguhnya Islam yang benar adalah yang terkandung di dalam Al Qur’an (Kitab Suci Umat Islam) dan Sunnah (Sabda Nabi Muhammad SAW). Dan tidak semua yang disebut sebagai Islam dianggap sebagai bagian dari agama Islam. Hal ini perlu dikembalikan kepada Al Qu’an dan Sunnah.

Dan Allah yang Maha Pengasih berfirman:

Janganlah kalian membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan (oleh syariat).” (Q.S. Al An’am 6: 151)

Nabi Muhammad (SAW) bersabda, dalam sebuah hadits shahih oleh Imam Al Bukhari,

“Barangsiapa yang membunuh non-Muslim yang mempunyai ikatan perjanjian, ia tidak akan mencium bau surga”.

Dalam hadits shahih lainnya oleh Imam Al Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Seorang muslim sejati adalah seorang muslim yang muslim lainnya selamat dari tangan dan lidahnya.”

Sangat jelas Islam memberikan peringatan terhadap setiap tindakan terorisme. Dan kita tentu paham, bila tindakan terorisme dilakukan oleh seorang Muslim, berarti mereka telah melanggar aturan Islam yang terkandung dalam Al Qur’an dan Sunnah. Hanya orang yang cinta kedamaian yang bisa disebut muslim sejati.

Saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah,

Berdasarkan Pusat Konter Terorisme Nasional Amerika Serikat, Al Qaeda membunuh muslim tujuh kali lebih banyak dibanding non-Muslim. Berdasarkan laporan dari United Nation, muslim adalah korban terbanyak ISIS. Berdasarkan departemen bagian Amerika Serikat, muslim juga adalah korban terbanyak terorisme secara umum. Jadi, satu-satunya hubungan antara Islam dengan terorisme adalah Islam adalah korban terbesar terorisme.

Terakhir, inilah Islam sesungguhnya yang bisa saya jelaskan kepada Anda. Jauh dari image yang diangkat oeh media, ajaran Islam sebenarnya menawarkan kedamaian bagi seluruh umat manusia dan menentang segala bentuk tindakan terorisme. Seluruh manusia, apapun agamanya, dipersilahkan untuk datang dan belajar menemukan kedamaian ajaran Islam.

Mari kita bekerja sama untuk menjaga kedamaian. Mari kita berpegangan tangan bersama untuk menciptakan surga yang damai di bumi. Semoga Allah membantu kita mewujudkannya. Semoga Tuhan memberkati kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dreams and hopes

Assalamualaikum Wr. Wb

Respectable all of teachers

Honorable all of parents and all friends of this school

First of all let’s pray and thanks unto our God who has given us mercies and blessings. So we can attend in this program without any trouble and obstacles.


We are the candidates who could be successful in the future. This is the hope of all of us as students, parents and teachers in all schools. You become a successful person if it is a pride for us. The first step to make you a success is having a dream. Make great dreaming and keep it stays upright while hurricane crashing though a hurricane struck. Dream keeps flying on space with dashing like the red-white flag.

If we haven't had a dream then now is the time. Specify the dreams of us from now on. Deduce the dream for us with true and correct. Let the dream enslave us to make come true. Be aware the kids that dream sign someone's life and have hope. His life will be excited and far removed from any disease and stress.

We are great people stories. Then there we will find their success, our success named perceptible in all time history is the beginning of a dream. Look at the Prophet Muhammad, Marcopolo, Leonardo Davinci, Isaac Newton, and hundreds of other great people. They start from a dream.

Therefore at this time, let build dreams of you. What we want in life, it is the time to dream. Your guys are in the golden age. Don't waste the time for your guys.

There are a few tips to be a successful person in reaching goals among us;

1. Become a sturdy that can pass through a variety of obstacles.
2. Add insights/knowledge
3. A person who never give up.
4. Learn to be a better person.
5. Receive foolish gracefully.
6. Always think positive.
7. Always pray to Almighty God

The father/mother, all teachers and friends who I respect

Hopefully, i hope it can be realized. That’s all my speech, may what I have delivered be useful in our life. If you found many mistakes in my speech please forgive me.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Terjemahan Pidato Bahasa Inggris Mimpi dan Harapan

Assalamualaikum Wr. Wb

Yang Terhormat semua guru

Yang Terhormat semua orang tua dan kawan-kawan dari sekolah ini

Pertama-tama mari kita panjatkan syukur kepada Allah yang telah memberi kita kemudahan dan karunianya. Jadi kita bisa hadir dalam program ini tanpa kesulitan dan hambatan.

Kita adalah calon atau kandidat yang bisa sukses di masa depan. Ini adalah harapan kita semua , orang tua kita, guru-guru kita semua di sekolah. Kita akan menjadi orang yang sukses jika itu adalah kebanggaan bagi kita. Langkah pertama untuk membuat keberhasilan kita adalah dengan bermimpi. Bermimpi besar dan tetap tegak saat badai menerjang dan terus melanda. Mimpi kita harus terus terbang di angkasa dengan gagah seperti bendera merah-putih.

Jika kita belum punya mimpi maka sekarang adalah waktunya. Tentukan impian kita dari sekarang. Mimpi kita bisa menjadi benar dan tepat. Biarkan mimpi menuntun kita untuk jadi kenyataan. Sadarlah bahwa anak-anak yang bermimpi itu tanda kehidupan seseorang yang memiliki harapan. Hidupnya akan bersemangat dan jauh dari penyakit dan stres.

Kita adalah cerita orang-orang hebat. Lalu di sana Anda akan menemukan kesuksesan kita, keberhasilan jelas terlihat dalam semua riwayat waktu, semuanya berawal dari mimpi. Lihatlah Nabi Muhammad, Marcopolo, Leonardo Davinci, Isaac Newton, dan ratusan orang besar lainnya. Mereka memulai hidupnya dari mimpi. Oleh karena itu pada saat ini, bangun mimpi Anda. Apa yang Anda inginkan dalam hidup, itu adalah waktu untuk bermimpi. Anak anak Anda berada di kesuksesan. Jangan buang waktu untuk orang-orang Anda.

Ada beberapa tips untuk menjadi orang yang sukses dalam mencapai tujuan kita:

1. Menjadi kokoh yang dapat melewati berbagai rintangan.
2. Tambahkan wawasan / pengetahuan
3. Seseorang yang tidak pernah menyerah.
4. Belajarlah untuk menjadi orang yang lebih baik.
5. Menerima bodoh anggun.
6. Selalu berpikir positif.
7. Selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Bapak / ibu dan kawan-kawan yang saya hormati

Mudah-mudahan, saya berharap itu bisa terwujud. Itu semua pidato saya, mungkin apa yang saya telah disampaikan be berguna dalam hidup kita. Jika Anda menemukan banyak kesalahan dalam pidato saya mohon maafkan saya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Penjelasan Anggota Badaniyah

MENERANGKAN JAWABAN-JAWABAN ANGGOTA BADAN

Telah diriwayatkan, apabila Allah Swt. hendak mencabut ruh seorang hamba, maka datanglah Malaikat Izrail kepada seorang hamba yang mukmin dari bagian mulut tersebut untuk mencabut ruhnya. Maka keluarlah ucapan dari mulut tersebut, “Wahai Malaikat Izrail, bukan jalanmu untuk mencabut ruh dari arah ini, karena mulut ini telah lama aku gunakan untuk mengingat asma Allah.” Lalu kembalilah Malaikat Izrail kepada Allah Ta’ala dan mengadukan hal tersebut. Lalu Allah Swt. berfirman : “Cabutlah dari arah yang lain.” Datanglah Malaikat Izrail dari arah tangan, maka keluarlah shadaqah dan berkatalah shadaqah tersebut : “Bukan jalanmu, wahai Izrail untuk mencabut ruh dari arah ini, karena sesungguhnya dia telah sering aku gunakan bersedekah, mengusap kepala (mengasihi) anak yatim, menulis ilmu-ilmu agama dan memerangi orang-orang kafir.”

Lalu datanglah Malaikat Izrail ke bagian kaki hamba tersebut. Dan berkatalah kaki. “Bukan jalanmu dari arah ini karena sesungguhnya dia telah aku gunakan berjalan shalat jama’ah, shalat Jumat, shalat-shalat hari raya dan tempat-tempat pengkajian ilmu.” Lalu datanglah Malaikat izrail ke bagian telinga, dan berkatalah kedua telinga itu : “Bukan jalanmu dari arah ini, karena sesungguhnya dia telah aku gunakan untuk mendengarkan bacaan Al-Quran, adzan dan dzikir.”

Lalu datanglah Malaikat Izrail dari arah mata. Dan berktalah kedua mata tersebut “Bukan jalanmu dari arah ini, karena sesungguhnya di telah aku gunakan untuk membaca mushaf Al-Quran, melihat para ulama, kedua orang tua saya dan orang-orang yang shaleh.” Maka kembalilah Malaikat Izrail kepada Allah Ta’ala seraya berkata : “Wahai Tuhanku, sesungguhnya hamba-MU berkata ini dan itu.” Allah Swt. berfirman : “Hai Malaikat Izrail gantungkan nama-KU hingga dia melihatnya agar ruh tersebut keluar.”

Maka Malaikat Izrail menulis asma Allah tersebut di atas telapak tangannya dan diperlihatkan kepada ruh hamba tersebut, maka keluarlah ruh tersebut lantaran melihat asma Allah Ta’ala. Dan hilanglah rasa sakit dan kepedihan sakaratul maut (nazak) hamba tersebut. Tidakkah hilang siksa yang berat (pedih) dari seorang hamba apabila tertanam di dada mereka asma Allah Ta’ala.

Firman Allah Swt. :
اَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْاِسْلَامِ فَهُوَعَلَى نُوْرٍ مِنْ رَبِّهِ.
“Maka barangsiapa yang hatinya telah diterangi Allah kepada agama Islam, maka dia telah berjalan di atas hidayah dari Allah.” (QS. Az-Zumar : 22)

Maka bagaimana tidak akan hilang siksa dan kesulitan dari mereka?
Telah diriwayatkan dari satu hadits, bahwa lima perkara adalah merupakan racun yang mematikan, sedangkan ilmu yang lain sebagai penangkalnya :
1. Dunia adalah racun yang mematikan, sedangkan zuhud adalah penangkalnya.
2. Harta adalah racun yang mematikan, sedangkan zakat adalah penangkalnya.
3. Berbicara adalah racun yang mematikan, sedangkan mengingat Allah Swt. (dzikrullah) penangkalnya.
4. Umur serta keseluruhannya adalah racun yang mematikan, sedang taat kepada Allah Swt. adalah penangkalnya.
5. Tahun dan keseluruhannya adalah racun yang mematikan,s edang bulan Ramadhan adalah penangkalnya.

Diriwayatkan dalam satu hadits, apabila telah sampai sakaratul maut seorang hamba, maka memanggil-manggil dari arah Allah Swt. yang Rahman : “Wahai ruh berhantilah sebentar saja, hingga dia merasakan istirahat. Ketika ruh samoai di dada, maka Allah Swt. berfirman : “Berhentilah sebentar saja, hingga dia merasakan istirahat.” Demikian juga sebagai ruh tersebut sampai kedua lutut, pusar, dan sampai pada kerongkongan, maka Allah Swt. berfirman, “Berhentilah sebentar saja.” Hingga memohon pamitlah antara anggota badan yang satu dengan yang lainnya, maka mohon pamitlah mata yang satu dengan yang lainnya, seraya berkata dalam perpisahan tersebut :

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Demikian juga kedua telinga, kedua tangan, kedua kaki dan berpamitlah pada ruh dengan jasad. Maka kita mohon perlindungan kepada Allah Swt. dan perpisahannya iman dan lisan dan berpisahnya ma’rifat dengan iman di dalam hati.

Waktu itu tinggAllah tangan tanpa gerak, kedua kaki tanpa gerak, kedua mata tanpa penglihatan, kedua telinga tanpa pendengaran, dan badan tanpa ruh. Andaikata lisan tersebut tidak beriman dan hati tidak ma’rifat lalu bagaimana keadaan hamba tersvut? Di liang jahat yang tiada melihat seorangpun. Tidak seorang ibu, tidak seorang ayat, tidak seorang anak, tidak seorang saudara, tidak seorang teman, tidak satu kasurpun dan tidak pula selembar selimut, kalau toh hamba tersebut tidak melihat Allah Yang Maha Mulia sungguhlah ia dalam kerugian yang besar.

Telah berkata Al Imam Abu hanifah : “Kebanyak runtuhnya iman seorang hamba adalah waktu sakaratul maut.” Mudah-mudahan Allah Swt. memlihara kita dan kamu semua dari runtuhnya iman.

وقت الصبح

WIRID SHOLAT SHUBUH

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ (2x)وسَلِّمْ · 
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمِ (11x) 
لِيْ وَِلوَالِدَيَّ وَلجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمنِيْنَ وَالْمُؤْمنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ · 
سُبْحَانَ اللهُ (3x) - اَلْحَمْدُ ِللهِ(3x) - اَللهُ أَكْبَرُ (3x) 
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (100x) - اَللهْ (33x)اللهْ هُوْ (7x) 
هُوْ هُوْ هُوْ ...... هُـ هُـ هُـ ...... هُ هُ هُ ..... 
(ستِيتيكَيْ فِيعْ 11x اَكَيْهَيْ فِيعْ فِيْرَا بَائيْ) 
(Minimal 11x, Maximal bebas berapa saja)

Saya bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah. 
Ya Allah tetap limpahkanlah rahmatmu kepada junjungan kita Nabi Muhammad dan kepada keluarganya dan para sahabatnya, begitupun keselamatan. 3x 
Saya mohon ampun pada Allah yang maha Agung, 11x 
Bagiku dan bagi kedua orangtuaku, dan bagi segenap kaum muslimin muslimat dan mu'minin mu'minat yang masih hidup maupun yang sudah mati, maka aku bertaubat (kembali) kepadaNya (Allah). 
Maha suci Allah 3x, Segala puji bagi Allah 3x, Allah maha besar 3x. 
Tiada Tuhan selain Allah 100x, Allah, Dia ......

هُوْ اَللهُ , هُوْ اَللهُ , هُوَ اللهُ أَحَدٌ ◉ اَللهُ الصَّمَدُ ◉ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ ◉ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ◉ 
إِنَّ اللهَ عَلى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ◉ وَاللهُ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيْدُ ◉ وَمَا الْحَيوةُ الدُّنْـيَا إِلاَّ مَتاعُ الْغُرُوْرِ ◉ يَوْمَ لاَ يَنْفَعُ مَالٌ وَّلاَ بَنُوْنَ ◉ إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ◉ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ ◉ كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ◉ وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ · إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا ◉ وَنُـنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَّرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّ خَسَارًا ◉

Dia Allah, Dia Allah, Dia Allah Yang Maha Esa, Allah tempat bertumpu segala permohonan, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, tidak ada sesuatu yang menyamainya. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu, Allah berbuat atas kehendaknya, dan tidak adalah kehidupan dunia ini kecuali hanyalah permainan yang mengecohkan, pada hari dimana tiada manfaat harta benda dan anak, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Saya bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kamu adalah ummat yang terbaik karena memerintahkan berlaku baik dan mencegah perkara mungkar. Katakanlah manakal kebenaran datang, kejahatan pasti hancur, sebab kejahatan itu berarti kehancuran.
Dan kami turunkan dari Alquran sesuatu yang dapat menjadi obat dan rohmat bagi orang mu'min, serta bagi orang dholim hanya menambah kerugian belaka.

اَللهُ لآَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ · الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ · لاَتَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ · لَهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى اْلأَرْضِ · مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ · يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ·وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَاشَآءَ · وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ ·وَلاَ يَئُودُهُ خِفْظُهُمَا · وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ ◉إِنَّآ أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ◉وَمَآ أَدْرَاكَ مَالَيْلَةُ الْقَدْرِ ◉لَيْلَةُ الْقَدْرِ · خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ◉ تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ · مِّنْ كُلِّّ أَمْرٍ ◉ سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ◉ 

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَه يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا 
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ (11x)

Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bersholawat kepada Nabi saw. Wahai orang-orang yang beriman bersholawat dan berilah salam untuknya. 
Ya Allah tambahkanlah rohmat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad 11x

اللّهُمَّ بِجَاهِ أَدَمْ العَـالِى اَلْـهَادِيْ وَاَلِ أَدَمْ العَالِى اَلْهَادِيْ سَلِّمْنَا يَا اللهُ 
اللّهُمَّ بِجَاهِ إِدْرِيسْ العَالِى اَلْهَادِيْ وَاَلِ إِدْرِيسْ العَالِى اَلْهَادِيْ خَلِّصْنَا يَااللهُ 
اللّهُمَّ بِجَاهِ نُوحْ العَالىِ اَلْـهَادِيْ وَاَلِ نُوحْ العَالِى اَلْهَادِيْ أَغْفِرْلَنَا يَا اللهُ 
اللّهُمَّ بِجَاهِ هُودْ العَالِى اَلْـهَادِيْ وَاَلِ هُودْ العَالِى اَلْهَادِيْ إِفْتَحْ لَنَا يَا اللهُ 
اللّهُمَّ بِجَاهِ صَالِحْ العَالِى اَلْـهَادِيْ وَاَلِ صَالِحْ العَالِى اَلْهَادِيْ أَهْلِكْ عَدُوَّنَا يَا اللهُ 
اللّهُمَّ بِجَاهِ جِبْرِيلْ العَالىِ اَلْهَادِيْ وَاَلِ جبْرِيلْ العَالىِ اَلْهَادِيْ أُنصُرْنا يَا اللهُ 
اللّهُمَّ بِجَاهِ مِيْكَائِيلْ العَالِى اَلْهَادِيْ وَاَلِ مِيْكَائِيلْ العَالِى اَلْهَادِيْ ثَبِّتْ إِيْمَانَنَا يَااللهُ 
إِذْ قَالَ يُوْسُفُ ِلأَبِيْهِ يَا أَبَتِ إِنِّـيْ رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِيْ سَاجِدِيْنَ ·

Ya Allah dengan derajat keagungannya Nabi Adam yang mulia dan pemberi petunjuk, serta derajat keagungannya keluarga Nabi Adam yang mulia dan pemberi petunjuk, Selamatkanlah kami Ya Allah 
Ya Allah dengan derajat keagungannya Nabi Idris yang mulia dan pemberi petunjuk, serta derajat keagungannya keluarga Nabi Idris yang mulia dan pemberi petunjuk, Berilah keikhlasan pada kami Ya Allah 
Ya Allah dengan derajat keagungannya Nabi Nuh yang mulia dan pemberi petunjuk, serta derajat keagungannya keluarga Nabi Nuh yang mulia dan pemberi petunjuk, Ampunilah dosa kami Ya Allah 
Ya Allah dengan derajat keagungannya Nabi Hud yang mulia dan pemberi petunjuk, serta derajat keagungannya keluarga Nabi Hud yang mulia dan pemberi petunjuk, Bukakanlah kami Ya Allah
Ya Allah dengan derajat keagungannya Nabi Sholeh yang mulia dan pemberi petunjuk, serta derajat keagungannya keluarga Nabi Sholeh yang mulia dan pemberi petunjuk, Hancurkanlah musuh kami Ya Allah 
Ya Allah dengan derajat keagungannya Malaikat Jibril yang mulia dan pemberi petunjuk, serta derajat keagungannya keluarga Malaikat Jibril yang mulia dan pemberi petunjuk, Tolonglah kami Ya Allah 
Ya Allah dengan derajat keagungannya Malaikat Mika'il yang mulia dan pemberi petunjuk, serta derajat keagungannya keluarga Malaikat Mika'il yang mulia dan pemberi petunjuk, Tetapkanlah Iman kami Ya Allah 
Tatkala Nabi Yusuf berkata; "Wahai ayahku, bahwasanya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari serta bulan semuanya sujud kepadaku".

يَامُهَيْمِنُ يَاسَلاَمُ ◉ سَلِّمْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ ◉ بِالنَّبِيْ خَيْرِ اْلأَنَامِ ◉ وَبِأُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ ◉اَلحَسَنُ ثمَّ الحُسَيْنِ ◉ لِلنَّبِيْ قُرَّةُ الْعَيْنِ ◉ نُوْرُهُمْ كَالْقَمَرَيْنِ ◉ جَدُّهُمْ صَلُّوْا عَلَيْهِ ◉ 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعَ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةِ نَبِيْ مُحَمَّدْإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ سِتىِ خَدِيجَةْإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ سِتىِ فَاطِمَةْإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ سَيِّدِنَا عَلِيْإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ حَسَنْ حُسَيْنِإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ شَيْخُنَااْلمُكَرَّمْإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعَ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةِ سِتىِ قُرَيْشٍإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ يِى لَودَايَاإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْفَاطِمَةْكَنْدَاسَارِى إِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ شَرِيفْ هِدَايَةُ اللهْ إِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ شَيخْ ذَاتُ الْكَهْفِ إِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ كُوُوْ سَعْكَانْإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعَ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةِ اَنْدَاعْ كلِيسإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ يِى رَارَاسَنْتَاعْ إِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ شَيخْ عَبْدُالرَّحْمنْ إِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ شَيخْ رِماَكلُوع إِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ حَسَنُ الدِّينْإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ سَيِّدْ حُسَينْإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعَ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةِ سَيِّدْ عُثمَانإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ رَادَينْ فَتاحْإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ شَيخْ لُوْمَاجَاعْ إِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا 
مَوْلاَنَا يَامَوْلاَنَا يَاسَامِعْ دُعَاءَنَا ِبحُرْمَةْ شَيخْ بنْطَوعْإِسْتَجِبْ دُعَاءَنَا

Wahai maha Penunggu, wahai maha Penyelamat, Selamatkanlah kami dan sekalian orang Islam, Dengan derajatnya Nabi Muhammad sebaik-baiknya makhluk, Dan dengan derajatnya Ibunya orang-orang mu’min (Ummil Mu’minin) Begitupun Hasan serta Husain, Bagi nabi Sijantung hati, Laksana bulan purnama, dan kakek mereka, maka bersholawatlah kepadanya 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Nabi Muhammad, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Siti Khodijah, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Siti Fatimah, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Sayyidina Ali, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Hasan Husein, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Guru Kami (Syaikhunal Mukarrom), Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Siti Quraisyin, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Nyi Lodaya, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Fatimah Gandasari, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syarif Hidayatullah, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syeh Dzatul kahfi, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Ki Kuwu Sangkan, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Endang Geulis, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Nyirara santang, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syekh Abdur Ruhman, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syekh Magelung, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Hasanuddin, Kabulkanlah do’a kami
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Sayyid Husein, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Sayyid Utsman, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Raden Fatah, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syekh Rumajang, Kabulkanlah do’a kami 
Tuhanku, wahai tuhanku, yang maha mendengar doa kami, dengan berkah kebesarannya Syekh Bentong, Kabulkanlah do’a kami

يَارَسُوْلُ اللهِ جِئنَا ◉ لزِيَارَةْ قَاصِدِيْنَ ◉ نَرْتَجِيْ مِنْكَ الشَّفَاعَةَ ◉ عِنْدَ رَبِّ الْعَالمَِيْنَ◉ سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ بَشَرٌ لاَ كَالْبَشَرِ ◉ بَلْ هُوَ كَالْياَقُوْتِ بَيْنَ الْحَجَرِ ◉ 
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيْلِ ◉ أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍ ◉وَّأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيْلَ ◉تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍ ◉ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ◉
اَللّهُمَّ بِحَقِّ أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيْلِ ◉ إِفْعَلْ بِأَعْدَائِنَا كَمَا فَعَلْتَ بِأَصْحَابِ الْفِيْلِ ◉ وَاجْعَلْ كَيْدَهُمْ كَكَيْدِ أَصْحَابِ الْفِيْلِ ◉وَأَرْسِلْ عَلَيْهِمْ طَيْرًا كَطَيْرِ أَصْحَابِ الْفِيْلِ ◉ وَأنْزِلْ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً كَحِجَارَةِ أَصْحَابِ الْفِيْلِ ◉ وَصَيِّرْهُمْ عَصْفًا كَعَصْفِ أَصْحَابِ الْفِيْلِ ◉ هَذَا دُعَاؤُنَا كَمَا أَمَرْتَنَا فَاسْتَجِبْ لَنَا كَمَا وَعَدْتَنَا إِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ◉ 
سَلامٌ قلى قَوْلاً مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ ◉ وَامْتَازُوا الْيَوْمَ أَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ 
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآَخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ (3x)

Wahai Rosulallah kami menghadapmu dengan tujuan berziarah, sambil mengharap syafaat dariMu, dihadapan tuhan alam semesta (Robbil Alamin) 
Sayyidina Muhammad adalah Manusia tetapi beliau tidak seperti manusia, tetapi bagaikan permata diantara bebatuan 
Tidakkah engkau tahu bagaimana tuhanmu bertindak terhadap tentara gajah (Raja Abraha) Bukankah tuhan telah menyesatkan tipu daya mereka, dan mengirim burung ababil (untuk menghancurkan mereka) yang melempari mereka dengan batu beracun. Sehingga mereka hancur seperti rumput dimakan ternak. (Al Fiil) 
Wahai Allah, demi kebenaran surat alamtaro kaifa fa’ala robbuka biashhabil fiil, bertindaklah terhadap musuh-musuh kami seperti engkau telah bertindak terhadap pasukan gajah. Jadikanlah tipu daya mereka seperti engkau menjadikan tipu daya pasukan gajah. Dan kirimkanlah kepada mereka burung-burung seperti engkau kirimkan burung-burung kepada pasukan gajah. Turunkanlah kepada mereka batu-batu seperti engkau turunkan batu-batu kepada pasukan gajah. Dan semoga tuhan jadikan musuh-musuh kami sebagaimana kejadian dimakan ulatnya pasukan gajah. Inilah doa kami sebagaimana yang telah engkau perintahkan kepada kami, kabulkanlah doa kami sebagaimana yang telah engkau janjikan kepada kami. Sesungguhnya engkau tidak akan ingkar janji dengan rahmatmu wahai dzat yang maha belas kasihan. (Doa alam taro) 
(mereka ahli surga mendapat ucapan) "Selamat Sejahtera" dari tuhan mereka yang Maha Penyayang. Dan dikatakan (kepada orang-orang kafir) "Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa". 
Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah (peliharalah) kami dari api neraka.

اللّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ ◉ الَّذِيْ تُنْجِيْنَابِهِ مِنْ جَمِيْعِ اْلأَهْوَالِ وَاْلأَفَاتِ ◉ وَتَقْضِ لَنَا بِهِ جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ ◉ وَ تُطَهِّرُنَابِهِ مِنْ جَمِيْعِ السَّـيِّئآتِ◉ وَتَرْفَعُنَابِهِ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ◉ وَتُبَلِّغُنَابِهِ أَقْصَى الْغَايَاتِ◉ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ ◉ وَعَلَى آلِهِ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَّكَ ◉ 
يَانُوْرُ يَامُبِيْنُ يَامُصْطَفَى يَاعَلِيْمُ يَابَاطِنُ يَاظَاهِرُ يَاسَلاَمُ يَارَحْمنُ يَارَحِيْمُ يَاكَافِى يَامُبيْنُ يَاكَافِى يَامُغْنِى يَاغَنِّى يَاغَنِّى يَاغَنِّى يَاغَنِّى يَافَتَّاحُ يَارَزَّاقْ يَارَحْمَنُ يَارَحِيْمُ 
(يَارَبَّــنَا يَاغَفَّارُ 7x) 
يَاغَفُوْرُ عَالمًِا غَفَّارَ يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ يَاحَنَّانُ يَاحَنَّانُ يَامَنَّانُ يَامَنَّانُ يَادَيَّانُ يَابُرْهَانُ يَاسُلْطَانُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ ◉

Wahai Allah berikanlah tambahan rahmatMu dengan rahmat yang sempurna, dan berikanlah tambahan keselamatanMu dengan selamat yang sempurna kepada gusti nabi Muhammad shollallaahu 'alaihi wasallam. dan pembimbing kami sekalian. Yang akan menyelamatkan kami dari segala bencana dan malapetaka dan yang menyampaikan kami kepada segala kebutuhan, dan yang mensucikan kami dari segala kejahatan, dan mengangkat derajat kami setinggi-tingginya dihadapanMu, dan mengantar kami kepada tujuan terakhir, dari segala kebaikan diwaktu hidup dan setelah mati, dan sudilah berikan tanbahan rahmat dan selamatMu kepada keluarga nabi Muhammad dengan perhitungan semua yang ma’lum kepadaMu (sholawat Tunjina). 
Wahai dzat yang maha bercahaya, Wahai dzat yang maha menjelaskan, Wahai dzat yang maha terpilih, Wahai dzat yang maha mengetahui, Wahai dzat yang maha tersembunyi, Wahai dzat yang maha nyata, Wahai dzat yang maha pemberi keselamatan, Wahai dzat yang maha pengasih, Wahai dzat yang maha penyayang. Wahai dzat yang maha mencukupi, Wahai dzat yang maha menjelaskan, Wahai dzat yang maha mencukupi, Wahai dzat yang maha kaya 4x. Wahai dzat yang maha pembuka, Wahai dzat yang maha pemberi rizki, Wahai dzat yang maha pengasih, Wahai dzat yang maha penyayang, Wahai Tuhan kami, Wahai yang memberi ampun 7x Wahai dzat yang maha pengampun, yang mengetahui dan yang mengampuni 
Wahai dzat yang maha Hidup, Wahai dzat yang maha kokoh, Wahai dzat yang maha Penyantun 2x, Wahai dzat yang maha pemberi anugrah 2x, Wahai dzat yang maha menghutangkan, Wahai dzat yang maha memberi bukti, Wahai dzat yang maha merajai. Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang aniaya.

اَللهُ لآَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ · الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ · لاَتَأْْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ · لَهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى اْلأَرْضِ · مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ · يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ·وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَاشَآءَ · وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ ·وَلاَ يَئُودُهُ خِفْظُهُمَا · وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ ◉إِنَّآ أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ◉وَمَآ أَدْرَاكَ مَالَيْلَةُ الْقَدْرِ ◉لَيْلَةُ الْقَدْرِ · خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ◉ تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ · مِّنْ كُلِّ أَمْرٍ ◉ سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ◉ 
سَلِّمْنَا خَلِّصْنَا (40x)

Selamatkanlah kami dan berilah keikhlasan pada kami 40x

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًا ◉لِّيَغْفِرَ لَكَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَ يُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَ يَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُّسْتَقِيْمًا ◉ وَيَنْصُرَكَ اللهُ نَصْرًا عَزِيْزًا ◉ لَقَدْ جَآءَ كُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِـتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ ◉ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسِْبيَ اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ◉ 
رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَ احْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ يَفْقَهُو قَوْلِيْ (3x)

Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Supaya Alah swt memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan dating serta menyempurnakan nikmatNyaatasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus. Dan supaya Alah swt menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rosul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu amat belas kasihan dan penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukupkanlah Allah bagiku, tidak ada tuhan selain Dia, hanya kepadaNya aku bertawakkal, dan Dia adalah tuhan yang memiliki arasy yang agung". 
Ya Tuhanku lapangkanlah untukku dadaku (hati), dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku 3x.

اَللَّهُمَّ سُبْحَانَ مَنْ اِحْتَجَبَ بِالْجَبَرُوْتِ عَنْ خَلْقِه فَلاَ عَيْنَ تَرَاهُ لاَ ضِدَّ وَلاَ نِدَّ سِوَاهُ برَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ·

Wahai Allah yang maha suci, yang menghalangi dengan memaksa makhluknya, maka tidak ada mata yang melihatNya, dan tidak ada yang bisa melawan dan tidak pula ada yang mengalahkanNya, dengan rahmatMu wahai dzat yang maha belas kasihan. (Doa Ceracas)

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِ الْحَبِيْبِ الْمَحْبُوْبِ شَافِ الْعِلَلِ وَمُفَرِّجِ الْكُرُوْبِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ ·

Wahai Allah curahkanlah rahmatmu kepada junjungan kita nabi Muhammad yang dikasihi dan yang dicintai, yang menyembuhkan penyakit dan yang menghilangkan kesusahan, dan curahkanlah rahmatmu kepada keluarganya, dan sahabat-sahabatnya, dan berilah pula keselamatan (sholawat Mufarrijil Kurub).