Minggu, 29 September 2019

Hadits Entrepreneur





I.         PENDAHULUAN
A.      Kata Pengantar
Hadits riwayat Ibnu Asakir, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup untuk selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok”. Ungkapan yang dalam dari nabi SAW. dengan sarat akan maknanya. Beliau mengajarkan kepada umatnya untuk bekerja semaksimal mungkin dalam urusan duniawi maupun ukhrawi.
Islam sejak 1400 tahun yang lalu, sudah mengajarkan kepda umatnya untuk berwirausaha, sebagaimana yang nabi SAW. sabdakan bahwa untuk menjadikan seseorang menjadi kaya dengan jalan berwirausaha, karena sembilan dari sepuluh kekayaan dengan cara berdagang atau berwirausaha.
Berwirausaha kembali pada tujuan utamanya, yaitu sebagai seorang muslim, tujuan utamanya adalah ridhallah, bukan hanya dunia yang digulati saja tetapi akhirat juga. Maka disini berlaku hadits nabi SAW.;“Tangan di atas lebih mulia dari tangan yang di bawah”, maksudnya seseorang memberi atau bersedekah apapun, itu lebih baik daripada yang diberi. Konteks ini, “tangan di bawah” itu tidak memperlihatkan adanya suatu usaha untuk kemakmuran dirinya, sedangkan “tangan di atas” menggambarkan orang tersebut ada sebuah usaha untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Titik hidupnya terletak pada seorang pengusaha (entrepreneur) yang merupakan urat nadi perekonomian. Perannya yang sangat besar dalam memajukan dan mengembangkan dunia. Namun sangat disayangkan, tidak sedikit kaum Muslim mengabaikan aktivitas muamalah yang diperintahkan dalam al-Qur’an dan Hadits. Mereka tidak memperhatikan dakwah Islam yang bijaksana untuk menuju kehidupan bahagia yang sesuai dengan aturan sistem ekonomi Rabbani.
Meskipun demikian, harapan tetap ada untuk mengembalikan umat pada posisi yang dicintai Allah, yaitu umat yang mempergunakan karunia untuk ketaatan kepada Allah SWT. Memakmurkan negeri dengan sebaik-baiknya, dan mensyukuri limpahan di setiap nikmat yang telah berikanNya.
Atas landasan inilah kami menulis makalah ini, sebagai upaya untuk berpartisipasi memberikan pemahaman tentang berwirausaha yang baik menurut apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW., agar setiap Muslim dapat memperoleh sebaik-baik kehidupan dunia maupun di akhirat.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa contoh hadits yang berkaitan dengan berwirausaha dan pengertian kewirausahaan ?
2.      Bagaimana prinsip dan ketentuan berwirausaha menurut Islam ?
3.      Bagaimana sifat-sifat dasar kewirausahaan yang dicintai Allah SWT. dan apa manfaat belajar kewirausahaan bagi mahasiswa ?
II.      PEMBAHASAN
A.    Hadits yang Berkaitan dengan Berwirausaha
1.        Hadits tentang Kecintaan Allah terhadap Orang yang Berkarya
عَنْ عَاصِمْ بْنِ عُبَيْدِ الله عَنْ سَالِمْ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ للهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ (أخرجه البيهقى).
Dari ‘Ashim Ibn ‘Ubaidillah dari Salim dari ayahnya, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda: “Sesungguhnya Allah menykai orang mukmin yang berkarya.”(HR. Al-Baihaqy).[1]

2.      Hadits tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan di Akhirat
عَنْ أَنَسَ بْنِ مَلِكٍ قَالَ ، قَالَ رَسُلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لآخِرَتِهِ وَلا آخِرَتُهُ لِدُنْيَاهُ حَتىَّ يُصِيْبُ مِنْهُمَا جَمِيْعًا فَإِنَّ الدُّنْيَ بَلاغٌ إِلَى الآخِرَةِ وَلاَتَكُوْنُوْا كلاَّ عَلَى النَّاس   ( رواه الديلمي وابن عساكر ).
“Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: bukankah orang yang paling baik di antara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain. (HR. Ad-Dailamy dan Ibnu Asakir).

3.      Hadits tentang nabi Daud AS. Makan dari Usahanya Sendiri
عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيَكْرِبَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ : مَا أَكَلَ اَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِيَّ الله دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَم كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ. (رواه البخارى ).
“Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib RA. : Nabi SAW. bersabda, “tidak ada makanan yang lebih baik dari seseorang kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabi Allah, Daud AS. makan dari hasil keringatnya sendiri.” (HR. Al-Bukhori).[2]

Penjelasan Hadits Berwirausaha
Isi kandungan hadits pertama menjelaskan bahwa Allah SWT. lebih mencintai hamba-hambanya yang mukmin untuk berkarya atau bekerja keras. Seseorang yang berwirausaha mempunyai jiwa untuk berkarya dan biasanya mereka mempunyai karakter wirausahawan yang melekat pada dirinya, seperti proaktif, produktif, pemberdaya[3], dermawan, kreatif, inovatif, rendah hati, dan sifat baik lainnya.[4]
Bekerja keras bernilai ibadah dan mendapat pahala apabila dilakukan dengan ikhlas sesuai dengan tuntutan dan tidak bertentangan dengan ketentuan syari’ah. Islam memposisikan bekerja sebagai kewajiban kedua setelah shalat. Semua yang kita lakukan dalam berwirausaha akan dipertanggungjawabkan dalam pengadilan Allah di hari kiamat nanti. Baik cara mendapatkannya, mengumpulkannya, sumber kehalalannya, serta pemanfaatan harta yang dikumpulkan.
Bekerja keras dengan etos kerja Islami maksudnya bekerja yang didasari budaya kerja Islami yang bertumpu pada akhlakul karimah. Ciri orang yang bekerja dengan etos kerja Islami nampak pada sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari seperti, leadership, menghargai waktu, ikhlas, jujur, berkomitmen, istiqomah, konsekuen, disiplin, percaya diri, kreatif, bertanggung jawab, berjiwa wirausaha, dan sebagainya.
Hadits yang kedua, berkaitan dengan keseimbangan hidup di dunia dan akhirat. Kehidupan yang baik ialah kehidupan seseorang yang mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratnya dengan menyadari bahwa kehidupan di dunia tidak abadi, dan bekal hidup di akhirat hanyalah amal shaleh yang dikerjakan selama hidup di dunia, seperti yang dikatakan orang Jawa; “Urip iku mung mampir ngobe”. Umat Islam dilarang untuk menjadi beban orang lain, maka dianjurkan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan kemampuannya sendiri, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ibnu Asakir, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup untuk selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok”.[5]
Hadits ketiga berisi anjuran makan dari hasil usaha sendiri. Rasulullah SAW.. menganjurkan umatnya supaya berusaha memenuhi hajat hidup dengan jalan apapun menurut kemampuan asal jalan yang ditempuh itu halal. Penjelasan hadits di atas bahwasanya nabi Daud AS. di samping sebagai Nabi dan Rasul, juga seorang raja. Diceritakan dalam hadits nabi SAW., bahwa apa yang dimakan oleh nabi Daud AS. adalah jerih payahnya sendiri dengan bekerja yang menghasilkan sesuatu sehingga dapat memperoleh uang untuk keperluan hidupnya sehari-hari.[6]
B.     Pengertian Wirausaha
Wirausaha/wiraswasta, secara etimologis (bahasa) terdiri dari tiga kata yaitu wiraswa, dan sta. Wira berarti perwira, utama, teladan, berani; swa berarti sendiri, dan sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta keberanian berdiri sendiri di atas kaki sendiri.[7] Secara luas pengertian wirausaha (wiraswasta) adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri yang pada gilirannya tidak saja menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga menguntungkan masyarakat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang memerlukan pekerjaan.[8]
Menurut istilah wirausaha berasal dari bahasa Perancis entrepreneur yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Menurut Drucker (1996) wirausaha adalah usaha untuk mencari perubahan, menaggapi, dan memanfaatkannya sebagai peluang. Di sini wirausaha dipahami sebagai pribadi yang mencintai perubahan karena dalam perubahan tersebut peluang selalu ada. Kewirausahaan adalah suatu gejala perilaku yang bersumber dari konsep atau teori, bukan kepribadian yang bersumber dari intuisi. Menurut Geoffrey G. Mendith, kewirausahaan merupakan gambaran dari orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil keuntungan dari padanya, serta mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan.[9]
Pendapat yang lain, pengertian wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang, kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.  Jadi wirausaha adalah setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan.[10]
C.    Prinsip dan Ketentuan Berwirausaha menurut Islam
Ekonomi dan praktek bisnis Islami berkaitan erat dengan akidah dan syariat Islam sehingga seseorang tidak akan memahami pandangan Islam tentang ekonomi dan bisnis tanpa memahami dengan baik akidah dan syariah Islam. Keterkaitan dengan akidah menghasilkan pengawasan melekat pada dirinya dengan mengindahkan perintah dan larangan Allah yang tercermin pada kegiatan halal atau haram.
Bisnis dalam ekonomi bahkan semua ilmu di dalamnya. Pandangan Islam, dalam oprasionalnya berpijak pada dua area:
1.      Prinsip-prinsip dasar yang ditetapkan oleh Al-Quran dan Sunnah, dan ini bersifat langgeng abadi tidak mengalami perubahan.
2.      Perkembangan positif masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berarti bersifat sementara karna bila ada suatu yang lebih baik, dimanapun ditemukan maka itu harus menggantikan tempat yang lama.
Bebicara tentang prinsip dasar yang dianut oleh ajaran Islam, kita dapat menyimpulkan bahwa inti ajaranya adalah Tauhid. Melahir ketentuan yang bukan saja berkaitan dengan ekonomi atau bisnis, tetapi juga menyangkut segala aspek kehidupan dunia dan akhirat. Tauhid melahirkan keyakinan bahwa segala sesuatu bersumber dari Allah dan berkesudahan kepada-Nya.
Karna Allah Mahaadil selalu memperhtikan kemaslahatan umat manusia, maka semua ketetapan hukum-Nya, demikian juga produk ijtihad manusia yang dikaitkan dengan nama-Nya, tentulah harus berlandaskan keadilan dan kemaslahatan.[11]
Kesatuan kemanusiaan mengantar pengusaha muslim menghindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia muslim atau non-muslim. Diketahui mengapa Islam melarang bukan hanya riba tapi juga penipuan. Kesatuan kemanusiaan mengharuskan manusia berfikir dan mempertimbangkan kepentingan umat manusia seluruhnya dalam semua tindakan seperti memnfaatkan sumber daya alam bukan hanya digunakan untuk saat ini tapi juga memikirkan untuk masa depan.
Kenyakinan akan kesatuan dunia dan akhirat, mengantarkan seseorang untuk memiliki visi yang jauh kedepan, dan tidak hanya berupaya mengejar keuntungan duniawi semata.
secara umum dapat dikatakan bahwa ketentuan yang ditetapkan al-Quran dalam berbisnis, dapat digolongkan dalam 3 kelompok besar:
1.      Hati dan kepercayaan
Semua kegiatan yang dilakukan seorang muslim termasuk aktivitas bisnis harus dikaitkan dengan Allah SWT.
2.      Moral pembisnis
Islam menekankan sisi moralitas, karena hukum yang ditetapkan Allah, termasuk dalam aspek ekonomi maupun bisnis, selalu dikaitkan-Nya dengan moral yang melahirkan hubungan timbal balik yang harmonis.
3.      Pengambangan harta
Ada tiga kemungkinan pemilik harta dalam menggunakan hartanya, dibelanjakan, ditumpuk, dan diinvestasikan.
D.    Sifat-sifat Dasar Kewirausahaan yang Dicintai Allah SWT.
1.      Jujur
Jujur merupakan sifat utama dan etika Islam yang luhur, juga merupakan motivator yang abadi dalam budi pekerti dan perilaku seorang muslim, sebagai salah satu sarana untuk memperbaiki amalnya, menghapus dosa-dosanya, dan sarana untuk bisa masuk ke surga.
Berbsnis harus mempunyai komitmen dalam muamalahnya dan berlaku terus terang demi ketentraman sehingga Allah memberi keberkahan di dalamnya, dan mengangkat derajatnya. Berbisnis untuk memasarkan barang dagangnya harus dijauhkan dari iklan licik dan sumpah palsu, atau memberikan informasi yang salah tentang barang dagangnya hingga menipu pembeli.
2.      Amanah
Islam menginginkan pembisnis yang mempunyai hati nurani yang bisa menjaga hak-hak Allah dan manusia, serta bisa memproteksi muamalahnya dari tingkah laku yang mendorong untuk berbuat remeh dan lalai. Islam mewajibkan pembisnis untuk mempunyai sifat amanah terhadap diri sendiri maupun orang lain, dan tidak boleh meremehkan orang yang memberikan amanah. Karena amanah meupakan tanggung jawab besar lebih berat dari seluruh yang ada di dunia.
3.      Toleransi
Toleransi adalah kunci rezeki dan jalan kehidupan yang mapan. Manfaat di antaranya adalah mudah berinteraksi, mempermudah muamalah dan mempercepat berputarnya modal.
4.      Memenuhi akad dan janji
Islam memerintahkan umatnya untuk memenuhi hak, menghomati janji dan seluruh kesepakatan lainya. [12]
E.     Manfaat Belajar Kewirausahaan bagi Mahasiswa
Sejak dini, cara berpikir orang muda perlu dibuka untuk mengetahui manfaat penting menjadi  wirausahawan. Jangan sampai ketekunan belajar di sekolah atau perguruan tinggi hanya mengarah pada satu target, yaitu mencari kerja saja. Beberapa tujuan dan manfaat mempelajari kewirausahaan bagi mahasiswa dan dunia pendidikan, yaitu:
1.       Pendidikan saja sudah tidak cukup menjadi bekal untuk masa depan.
2.      Kewirausahaan bisa diterapkan di semua bidang pekerjaan dan kehidupan.
3.      Ketika lulusan perguruan tinggi kesulitan mendapatkan pekerjaan atau terkena PHK, kewirausahaan bisa menjadi langkah alternatif untuk mencari nafkah dan  bertahan hidup.
4.       Agar sukses di dunia kerja atau usaha, tidak cukup orang hanya pandai bicara, yang dibutuhkan adalah bukti nyata/ realitas.
5.      Memajukan perekonomian Indonesia dan menjadi lokomotif peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
6.      Meningkatkan pendapatan keluarga dan daerah yang akan berujung pada kemajuan ekonomi bangsa.
7.      Membudayakan sikap unggul, prilaku positif, dan kreatif.
8.      Menjadi bekal ilmu untuk mencari nafkah, bertahan hidup, dan berkembang.[13]

III.   KESIMPULAN
Simpulan pembahasan makalah di atas, bahwa menjadi seorang pengusaha (entrepreneur) tidak hanya mengutamakan aspek kehidupan duniawi saja, tetapi juga harus mementingkan aspek ukhrawi. Sehingga terjadi adanya keseimbangan di dalam kehidupan.
Al-Qur’an dan al-Hadits sudah mengajarkan kepada manusia untuk berwirausaha seakan tidak akan pernah mati untuk mencapai dunianya, kemudian di sisi akhiratnya untuk mengingat apa yang yang paling dekat dalam hidupnya, yaitu kematian.

IV.   PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun. Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dan kontruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber referensi dan bermanfaat bagi pembaca yang budiman, Aamiin.

Selasa, 03 September 2019

Sifat-sifat Huruf Hijaiyah/Sifatul huruf hijaiyah lengkap dengan contohnya

 

"Mencakup" tentang pengertian, macam-macamnya, sifat lazim, jahr, hams, syiddah, rakhawah, tawassuth, isti’la’, istifal, shafir, qalqalah, dan lain-lain.

A. Pengertian Sifat –sifat Huruf
Sifat menurut bahsa adalah sesuatu yang melekat atau menetap pada sesuatu yang lain. Sedang yang dimaksud sesuatu yang lain adalah huruf-huruf hijaiyah. Adapun menurut pengertian istilah, sifat adalah :

اَلصِّفَةُهِىَ كَيْفِيَّةٌعَارِضَةٌلِلْحَرْفِ عِنْدَحُصُوْلِهِ فِى الْمَخْرَجِ مِنَ الْجَهْرِوَالرَّخَاوَةِوَالْهَمْسِ وَالشِّدَّةِونَحْوِهَا

“Sifat adalah cara baru bagi keluarnya huruf ketika sampai pada tempat keluarnya, baik berupa jahr, Rakhawah, Hams, Syiddah dan sebagainya.”

Pada pengertian tersebut, tampak bahwa sifat-sifat huruf hijaiyah selalu dikaitkan dengan makhrajnya, mengingat makhraj huruf merupakan standar untuk penentuan sifat dari huruf hijaiyah. Antara sifat dan makhrajnya huruf saling terkait. Makhraj huruf tidak akan tampak jika sifat hurufnya tidak dikeluarkan secara benar. Sebaliknya, sifat huruf tidak akan tepat selama tidak mengenai tempat keluarnya.

B. Tujuan Mempelajari Sifat-sifat huruf
Sangat penting mengetahui sifat-sifat huruf hijaiyah, sebab dengan mengetahui sifat-sifat itu maka pembaca dapat melafalkan huruf hijaiyah dengan baik, serta menghindari kekaburan antara pembacaan huruf satu dengan huruf yang lain. Misalnya antara membaca huruf “syin” dengan “sin”, “dal” dengan “dzal”, dan sebagainya.

C. Macam-macam Sifat Huruf
Sifat-sifat yang melekat pada huruf hijaiyah mempunyai dua bagian, yaitu :

1. Sifat lazim ( اَللَّازِمْ ), sifat-sifat yang tetap dalam masing-masing huruf hijaiyah. Sifat ini selamanya konstan (tetap), tidak pernah berubah-ubah selama huruf tersebut digunakan. Untuk sifat lazim ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

a. Sifat yang mempunyai lawan ( ذَوَاتُ الْاَضْدَادِ ), misalnya :

  • Jahar lawannya Mahmus
  • Syiddah lawannya Rakhawah
  • Tawassuth bandingan antara Syiddah dan Rakhawah
  • Isti’la’ lawannya Istifal
  • Ithbaq lawannya Infitah
  • Idzlaq lawannya Ishmat

b. Sifat yang tidak mempunyai lawan ( لَاضِدَّلَهَا ), misalnya :
Shafir, Qalqalah, Lein, Inhiraf, Takrir, Tafasysyi, I’tithalah, Ghunnah.

2. Sifat ‘Aridh ( اَلْعَارِضْ ), sifat-sifat yang baru ada ketika huruf-huruf hijaiyah itu bertemu dengan huruf-huruf tertentu. Sifat ini tidak menetap dan selalu berubah menurut perubahan huruf yang ditemui.

Pada sifat kedua ini merupakan ruang lingkup ilmu tajwid, karena yang dimaksud sifat-sifat itu adalah seperti bacaan Izhar, Idgham, iqlab, ikhfa’, mad tafkhim, tarqiq, wakaf, ibtida’, saktah, sukun, syakal, atau harakat, dan sebagainya.

Pada bahasan kali ini penulis akan menerangkan sifat yang Lazim, sedangkan untuk sifat ‘Aridh akan dibahas secara rinci pada bagian tersendiri pada artikel selanjutnya.

Sifat-sifat yang mempunyai lawan

1. Jahar ( اَلْجَهْرُ ) lawan Mahmus
Jahar dalam arti bahasa adalah tampak atau terang.
Sedangkan dalam pengertian istilah adalah membunyikan huruf tertentu tanpa berdesis (tidak berhembus). Huruf yang bersifat jahar sebanyak 19 huruf, yang terkumpul pada bait berikut ini :

عَظُمَ وَزْنُ قَارِئٍ ذِىْ غَضٍّ جِدٍّ طَلَبَ

Contoh:

NoHurufCara Membunyikan
1 ز زَ زِ زُ  , بَزْ بَزَّ
2 ج جَ جِ جُ , بَجْ بَجَّ
3 ظ ظَ ظِ ظُ , بَظْ بَظَّ

2. Mahmus ( اَلْمَهْمُوْسْ ) lawan Jahar
Mahmus dalam arti bahasa berarti samar atau tidak terang.
Sedangkan dalam arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan berdesis (bernafas). Huruf Mahmus ada 10 macam, sebagaimana dalam rumus berikut ini:

فَحَثَّهُ شَخْصٌ سَكَتْ

Contoh :

NoHurufCara Membunyikan
1ششَ شِ شُ , بَشْ , بَشَّ
2صصَ صِ صُ , بَصْ , بَصَّ
3ففَ فِ فُ , بَفْ , بَفَّ

Semua huruf mahmus tersebut dapat dibaca mahmus, baik mati ( sukun ) maupun hidup, kecuali huruf kaf dengan ta’ yang hanya dibaca mahmus ketika mati.

3. Syiddah ( اَلشِّدَّةْ ) lawan Rakhawah
Syiddah menurut bahasa mempunyai arti kuat.
Sedangkan dalam arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan suara tertahan atau dihentikan, dan huruf itu tampak sekali jika dimatikan (sukun). Huruf yang bersifat syiddah terdafat 10 macam, sebagaimana tertera dalam rumus berikut:

اَجِدُ قَطُّ بَكَتْ

Contoh :

NoHurufCara Membunyikan
1ققَ قِ قُ , بَقْ , بَقَّ
2ككَ كِ كُ , بَكْ , بَكَّ
3تتَ تِ تُ , بَتْ , بَتَّ

4. Rakhawah ( اَلرَّخَاوَةْ ) lawan Syiddah
Rakhawah atau Rikhwah dalam arti bahasa berarti lunak atau kendor.
Sedangkan dalam arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan suara lepas tidak tertahan.
Adapun hurufnya sebanyak 16 huruf, sebagaimana dalam bait berikut ini:

خُذْغَثَّ حَظٍّ فَضًّ شُوْصٍ زَيَ سَاهٍ

Contoh :

NoHurufCara Membunyikan
1صصَ صِ صُ , بَصْ , بَصَّ
2ضضَ ضِ ضُ , بَضْ , بَضَّ
3ظظَ ظِ ظُ , بَظْ , بَظَّ

5. Tawassuth ( اَلتَّوَسُّطْ ) bandingan antara syiddah dan rakhawah
Tawassuth dalam arti bahasa berarti tengah-tengah.
Sedangkan menurut istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan cara antara ditahan dan dilepas (tengah tengah). Hurufnya sebanyak 5 macam, sebagaimana dalam rumus berikut:

لِنْ عُمَرُ 

Contoh :

NoHurufCara Membunyikan
1ععَ عِ عُ , بَعْ , بَعَّ
2ممَ مِ مُ , بَمْ , بَمَّ
3للَ لِ لُ , بَلْ , بَلَّ

6. Isti’la’ ( اَلْاِسْتِعْلاَءْ ) lawan Istifal
Isti’la’ menurut arti bahsa berarti naik atau terangkat.
Sedangkan menurut arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan mengangkat pangkal lidah ke langit-langit mulut, sehingga dengan cara itu suara menjadi lebih tebal. Huruf yang bersifat Isti’la’ ini terdapat 7 macam, sebagaimana terdapat pada rumus berikut:

خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ

Contoh :

NoHurufCara Membunyikan
1خخَ خِ خُ , بَخْ , بَخَّ
2ضضَ ضِ ضُ , بَضْ , بَضَّ
3ظظَ ظِ ظُ , بَظَّ

7. Istifal ( اَلْاِ سْتِفَالْ ) lawan isti’la’
Istifal menurut arti bahasa berati turun.
Sedangkan menurut arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan menurunkan pangkal lidah kedasar mulut , sehinga suara menjadi lebih ringan. Huruf istifal sebanyak 22 huruf, sebagaimana dalam bait berikut ini:

ثَبَتَ عِزٌّ مِنْ يُجَوِّدُ حَرْفَهُ اِذْسَلَّ شَكَاءُ

Contoh :

NoHurufCara Membunyikan
1ثثَ ثِ ثُ , بَثْ , بَثَّ
2ممَ مِ مُ , بَمْ , بَمَّ
3ششَ شِ شُ , بَشْ , بَشَّ

Karena itu sifat isti’la’ pada saatnya menjadi tafkhim (tebal) dan huruf yang bersifat istifal menjadi tarqiq (tipis).

8. Ithbaq (اَلْاِ طْبَاقْ ) lawan Infitah
Ithbaq menurut arti bahasa berarti melekat.
Sedangkan menurut arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan lida melekatkan lidah pada langit-langit mulut ketika mengucapkan huruf atau melengkungkan keliling lidah ke langit-langit yang menjadikan suara huruf lebih tebal. Huruf yang bersifat ithbaq sebanyak 4 macam, yaitu : صَضْطَظَ
Contoh:

NoHurufCara Membunyikan
1صصَ صِ صُ , بَصْ , بَصَّ
2ضضَ ضِ ضُ, بَضْ , بَضَّ
3ططَ طِ طُ , بَطْ , بَطَّ

Huruf Ithbaq merupakan bagian huruf isti’la’, sehinga cara membunyikan pun sama. Namun untuk huruf isti’la’ yang tergolong huruf ithbaq maka cara membunyikan lebih tebal dari huruf-huruf isti’la’ yang bukan tergolong ithbaq .

Dengan demikian huruf isti’la’ dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
a. Paling atas terangkatnya, sehingga suaranya paling besar, hal itu apabila hurufnya berbaris dhammah. Contoh:

اَلْمَغْضُوْبِ     ضُ, خُ, طُ, قُ

b. Agak terangkat ke atas, sehingga suaranya besar secara wajar, hal itu apabila hurufnya berbaris fathah. Contoh:

اَلظَّالِمِيْنَ     ضَ, قَ, ظَ, غَ

c. Agak diturunkan kedasar mulut, sehingga suaranya agak kecil, hal itu apabila hurufnya dimatikan (sukun). Contoh :

يَغْلِبُوْنَ     اَظْ, اِضْ, اُخْ, اَغْ 

d. Paling bawah didasar mulut, sehingga suaranya paling kecil, hal itu apabila hurufnya dikasrah. Contoh:

  ِاَلْمُتَّقِيْنَ     غِ , ضِ , خِ , ظ

9. Infitah ( الاِنْفِتَاحُ ) lawan ithbaq
Infitah dalam arti bahasa adalah terbuka.
Sedangkan menurut istilah adalah menyembunyikan huruf tertentu dengan lidah merenggang dari langit-langit mulut ketika mengucapkan huruf atau tidak melengkungkan keliling lidah ke langit-langit, sehingga suara menjadi kecil. Huruf yang bersifat infitah sebanyak 25 huruf, yang tersimpan dalam bait:

مَنْ اَخَذَ وَجَدَ سَعَةً فَزَكَا حَقُّ لَهُ شُرْبُ غَيْثٍ

Contoh:

NoHurufCara Membunyikan
1خخَ , خِ , خُ , بَحْ بَحَّ
2غغَ , غِ , غُ , بَغْ بَغَّ
3ككَ , كِ , كُ , بَكْ , بَكَّ

Pada huruf-huruf infitah terdapat huruf QafGhain, dan Kha’, yang ketiganya termasuk huruf isti’la’, maka cara membunyikannya harus lebih besar daripada huruf infitah yang lain. Dengan demikian, huruf hijaiyah dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

a. Terbesar, yaitu semua huruf hijaiyah, termasuk huruf isti’la’ dan ithbaq misalnya huruf : ص , ض , ط , ظ

Contoh: اَلضَّالِّيْنَ , اَلظَّالِمِيْنَ

b. Besar , yaitu semua huruf hijaiyah, termasuk huruf isti’la’ dan infitah misalnya huruf : خ , غ , ق

Contoh: اَلصَّاخَّةْ , اَلتَّقْوٰى

c. Kecil, yaitu semua huruf hijaiyah, yang bersifat infitah, selain yang termasuk isti’la’ dan ithbaq.

Contoh: يَعْلَمُوْنَ , يَفْعَلُوْنَ

10. Idzlaq ( الاِذْلَاقْ ) lawan Ishmat
Idzlaq menurut arti bahasa berarti ujung.
Sedangkan menurut arti secara istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan mengeluarkannya dari ujung lidah atau ujung bibir supaya cepat dan lancar terucapkan. Huruf idzlaq ini sebanyak 6 macam sebagaimana terkumpul dalam rumus: فِرْ مِنْ لُبٍّ

Contoh:

NoHurufCara Membunyikan
1للَ , لِ , لُ , بَلْ بَلَّ
2ففَ , فِ , فُ , بَفْ بَفَّ
3ررَ , رِ , رُ , بَرْ بَرَّ

11. Ishmat ( الاِصْمَاتُ ) lawan idzlaq
Ishmat menurut arti bahasa berarti menahan atau diam.
Sedangkan menurut arti istilah adalah membunyikan huruf-huruf tertentu dengan tidak lancar/cepat. Karena huruf tersebut tidak bertempat di ujung lidah atau ujung bibir. Huruf Ishmat sebanyak 23 macam, sebagaimana dalam bait berikut ini:

جَزُّ غِشٍّ سَاخِطٍ صَدَّ ثِقَةٍ اِذْ وَعَظَهٗ يَحُضُّكَ

Contoh:

NoHurufCara Membunyikan
1سسَ سِ سُ بَسْ بَسَّ
2هـهَـ هِـ هُـ بَهْ بَهَّ
3ذذَ ذِ ذُ بَذْ بَذَّ

 

Sifat-sifat yang tidak mempunyai lawan

Sifat lazim yang tidak mempunyai lawan terdapat 8 macam, yaitu:

1. Shafir ( الصَّفِيْرُ )
Shafir menurut arti bahasa berarti siul atau seruit. Sedangkan menurut arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan bersiul (berdesis antara dua buah bibir).
Huruf yang bersifat shafir ada 3 macam, yaitu: صَـزَسَ

Antara shafir dan mahmus hampir sama, bedanya hanya lebih kuat atau tidaknya. Cara mengucapkan shafir dikuatkan melebihi cara mengucapkan mahmus yang sekedar berdesis. Karena itu, huruf shafir dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Shafir Kubra, yaitu sifat shafir yang besar, yang terdapat pada huruf za’. Contoh : الزَّبُوْرُ , الزُّخْرُفْ
b. Shafir Wustha, yaitu sifat shafir yang tengah-tengah, yang terdapat pada huruf shad. Contoh: صَادِقِيْنَ , صَائِمُوْنَ
c. Shafir Shughra, yaitu sifat shafir yang kecil yang terdapat pada huruf sin. Contoh: بِسْمِ اللهِ , سَلَامُ

2. Qalqalah ( اَلْقَلْقَلَةُ )
Qalqalah menurut arti bahasa berarti goncang. Sedangkan menurut arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan melebihkan atau mengguncangkan pada makhrajnya sehingga terdengar pantulan suara yang lebih kuat, huruf yang bersifat qalqalah sebanyak 5 yang terkumpul pada rumus: قَطْبُ جَدٍّ
Contoh :

NoHurufCara Membunyikan
1ططَ طِ طُ بَطْ بَطَّ
2ددَ دِ دُ بَدْ بَدَّ
3ججَ جِ جُ بَجْ بَجَّ

Huruf yang bersifat qalqalah dibagi menjadi 2 macam, yaitu Qalqalah Kubradan Qalqalah Shughra.
Qalqalah Kubra adalah bacaan qalqalah yang besar. Sedangkan dalam arti istilah adalah huruf qalqalah itu mati (sukun) di ujung kalimat. Atau dengan kata lain bunyi mati huruf itu baru datang sesudah diwakafkan.

Contoh:
زَوْجٍ بَهِيْجٍ  Dibaca  زَوْجٍ ۢ بَهِيْجْ

اُولُوا اْلاَلْبَابِ   Dibaca   اُولُوا اْلاَلْبَابْ

بِاْلقِسْطِ   Dibaca   بِاْلقِسْطْ

Sedangkan Qalqalah Shugra adalah qalqalah kecil. Menurut arti istilah adalah apabila bacaan (huruf) qalqalah itu mati ditengah-tengah kalimat. Dengan kata lain, matinya huruf qalqalah itu merupakan bawaan asal bukan karena diwakafkan.

Contoh :
يَقْطَعُ   Dibaca   يَقْطَعُ

بِاْلعَدْلِــ   Dibaca   بِاْلعَدْلِــ

يَجْعَلُوْنَ    Dibaca    يَجْعَلُوْنَ

يَطْمَعُ    Dibaca   يَطْمَعُ

3. Lien/Layyin ( اَلّلِيْنُ )
Lien atau bisa disebut Layyin menurut arti bahasa adalah lunak. Sedangkan dalam arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan lunak tanpa paksaan. Huruf lien terdapat dua macam, yaitu: ي و
Contoh:

NoHurufCara Membunyikan
1ىْاَى
2وْاَو

Ketentuan ini berlaku jika huruf lien jatuh setelah harakat fathah, dan cara membacanya sepanjang 2 ketukan (1 alif).

4. Inkhiraf ( الاِنْحِرَافُ )
Inhiraf menurut arti bahasa berarti condong. Sedangkan menurut arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan mencondongkan huruf pada makhrajnya sendiri pada makhraj huruf yang lain. Karena itu, dalam melafalkannya lidah harus dilenturkan. Hurufnya ada dua macam yaitu : لــ , ر

Lam condong keluar atau ke ujung lidah, sedangkan Ra’ condong ke dalam serta sedikit keluar lam.
Contoh:

NoHurufCara Membunyikan
1لـــْلَ لِ لُ بَلْ بَلَّ
2رْرَ رِ رُ بَرْ بَرَّ

5. Takrir ( التَّكْرِيْرُ )
Takrir dalam arti bahasa berarti mengulangi. Sedangkan menurut istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan menggetarkan ujung lidah, sehingga huruf tersebut terdengar tergentas dan getarnya itu cukup dua getaran, jangan sampai berlebihan. Huruf takrir adalah : ر
Contoh:

NoHurufCara Membunyikan
1ررَ رِ رُ بَرْ بَرّ

6. Tafasysyi ( التَّفَشِّى )
Tafasysyi menurut arti bahasa adalah meluas atau tersebar. Sedangkan menurut arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan menyebarkan angin dalam mulut ketika mengucapkan hurufnya. Adapun huruf tafasysyi hanya : ش
Contoh:

NoHurufCara Membunyikan
1ششَ شِ شُ بَشْ بَشَّ

Dalam proses pengucapan tafasysyi dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Tafasysyi Kubra, jika syinnya ditasydid. Contoh:  الشَّهِيْدُ , الشَّيْطَانُ
b. Tafasysyi Wustha, jika syinnya dimatikan (sukun). Contoh:  تَشْتَرُوْا , اَشْرَكَ
c. Tafasysyi shughra, yaitu apabila syinnya difathah, dhommah atau kasrah. Contoh:  شَرِيْكٌ , شُهَدَاءُ , شِمَالٌــ

7. Isthithalah ( الاِسْتِطَالَةُ )
Isthithalah menurut arti bahasa berarti memanjangkan. Sedangkan menurut istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan memanjangkan suaranya dari permulaan tepi lidah hingga penghabisan lidah (sampai bersambung dengan makhraj lam), huruf isthithalah hanya : ض

Dan huruf inilah huruf yang paling sulit diucapkan, sehingga Nabi SAW bersabda :”Aku orang yang paling fasih (benar) dalam mengucapkan dhad.”
Contoh:

NoHurufCara Membunyikan
1ضضَ ضِ ضُ بَضْ بَضَّ

8. Ghunnah ( الغُنَّةْ )
Ghunnah dalam arti bahasa berarti berdengung. Sedangkan arti istilah adalah membunyikan huruf tertentu dengan mendengungkan suara yang keluar dari pangkal hidung. Huruf ghunnah yaitu: م ن baik hidup maupun mati, yang idzhar, ikhfa’ maupun idgham.

Ghunnah merupakan sifat yang tetap bagi kedua huruf tersebut, hanya saja ketika ditasydid lebih kuat daripada ketika idgham, ketika idgham lebih kuat daripada ketika sukun, sedang ketika sukun lebih kuat daripada ketika hidup.
Contoh:

NoHurufCara Membunyikan
1ممَ مِ مُ اَمْ اَمَّ
2ننَ نِ نُ اَنْ اَنَّ

Sampai disini bab yang menjelasan tentang Sifat-sifat Huruf Hijaiyah, Mudah-mudahan kita jadi mengerti dari sifat huruf tersebut. Memahami bagaimana cara membunyikannya. Mengetahui mana yang sifat hurufnya tetap dan tidak berubah, kebalikan dari jahr ataupun hams, dan mengetahui sifat-sifat huruf yang tidak mempunyai lawan.



II. Sifat Huruf terdiri dari 2 bagian

Setiap huruf hijaiyah disamping pengucapan Makhrajnya harus tepat juga harus diperhatikan sifat-sifat yang menempel pada huruf tersebut. Sifat hhuruf ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

A.  Sifat-sifat huruf yang memiliki lawan kata, terdiri dari :


     1.    ٱلۡجَهۡرُ   ><    ٱلۡهَمۡسُ
        
          Hams  artinya samar yaitu keluarnya huruf yang disertai keluarnya angin.
          Hurufnya
                            ت  ث  ف  ك  هـ   س  ش  ص  ح  خ 
        
          selain huruf yang 10 tersebut termasuk Jahr artinya jelas

    2.   ٱلۡرَّخَاوَةُ   ><    ٱ لۡشِدَّةُ 

         Syiddah  artinya kuat yaitu menekan suara ketika mengucapkan huruf
                                                            ب ت ج د ط ق ك ء    
      
         Huruf  selain yang 8 tersebut  termasuk Rokhowah  artinya lemah.
      
         Namun  ada  5 huruf yang masuk dalam  kategori  sedang Tawasuth ( ٱلۡتَّوَسُطۡ  ) 
         yaitu tidak terlalu ditekan dan tidak terlalu lemah hurufnya :
                                           ر  ع   ل  م  ن

 3.  ٱلۡإِسۡتِفَالُ   ><    ٱلۡإِسۡتِعۡلَاءُ

        Isti'la artinya  terangkat yaitu lidah terangkat kelangit-langit saat mengucapkan 7 huruf
                                                      خ  غ  ص  ض  ط  ظ  ق                                  

        Lawannya adalah Istifal artinya menurun yaitu huruf-huruf selain yang 7.

   4.    ٱلۡإِنفِتَاحُ   ><    ٱلۡإِطۡبَاقُ
      
          Ithbaq artinya lengket yaitu bertemunya sisi lidah dengan sisi geraham atas saat mengucapkan
                                                       ص   ض  ط   ظ

         Lawannya Infitah  artinya terbuka yaitu huruf-huruf selain 4 huruf tersebut

  
    5.    ٱلۡإِصۡمَاتۡ    ><    ٱلۡإِذۡلَاقُ

         Idzlaq  artinya licin yaitu huruf keluar dengan sangat mudah karena terletak diujung lidah atau bibir saat mengucapkan 6  huruf
                                         ب  ر  ف  ل  م  ن

Lawannya Ishmat  artinya  diam / berat.

B.  Sifat-sifat huruf yang tidak memiliki lawan kata ,

    1.   ٱلۡصَّفِيرُ  (  suara burung )
        Suara tambahan yang menyerupai suara burung yang keluar antara dua gigi depan dan ujung lidah.
        Hurufnya,  
                               س  ز  ص

    2.   ٱلۡقَلۡقَلَةُ   (  pantulan )
        Suara pantulan yang terjadi pada saat huruf qolqolah disukunkan.
        Hurufnya,
                              ب  ج  د   ط  ق

  
    3.   ٱلۡلِينُ   (  lembut )
        Huruf keluar dengan lembut tanpa ada tekanan
        Hurufnya,
                                 ــَ ي  /  ــَ و

    4.   ٱلۡإِنۡحِرَافۡ   ( miring )
        Artinya miring yaitu melenturkan lidah saat mengucapkan     ل     dan  melenturkan punggung  ujung lidah saat mengucapkan   ر
                                      

    5.  ٱلۡتَّكۡرِيرُ   ( bergetar )
        Bergetarnya ujung lidah saat mengucapkan huruf    ر

    6.   ٱلۡتَّفَشِّيُّ  (  tersebar angi )
        Pengucapan huruf yang disertai dengan tersebarnya angin dalam rongga mulut pada saat
        mengucapkan huruf  
                                                  ش

    7.    ٱلۡإِسۡتِطَالَةُ  (  memanjang )
         Suara yang memanjang dari ujung dan sisi lidah hingga suara tertahan saat mengucapkan huruf
                                               ض

Dari  uraian di atas maka setiap huruf hijaiyah minimal mempunyai 5 sifat yang harus dipenuhi pada saat pengucapannya.  Bila sifat ini tidak diperhatikan maka huruf-huruf yang keluar akan sulit dibedakan antara satu huruf dengan huruf lainnya.

Contoh  :     Huruf    ر
                    Mempunyai sifat   1.  Jahr  /   Jelas
                                                2.  Tawasuth  /  sedang tidak kuat dan tidak lemah
                                                3.  Istifal /  menurun
                                                4.  Infitah  /  terbuka
                                                5.  Idzlaq  /  licin
                                                6.  Al Inkhirof  /  miring
                                                7.  At Takrir  /  bergetar

                    Huruf  ت
                     Mempunyai sifat  :  1.  Hams  /  samar
                                                    2.  Siddah  /  kuat
                                                    3.  Istifal  /  menurun
                                                    4.  Infitah  /  terbuka
                                                    5.  Ishmat  /  diam

Bagaimana dengan huruf      ض,  ف,  ب, و,   م

Silahkan dicoba !!!